Menguak Rupa Vampir Ekonomi yang Bikin Prabowo Geram

7 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prabowo Subianto menekankan Indonesia masih dipenuhi oleh pengusaha yang mencari keuntungan sendiri tanpa memperdulikan penderitaan rakyat. Ia pun menyebutnya sebagai vampir ekonomi, penghisap darah masyarakat bawah.

Vampir ekonomi ini dinilai sebagai sumber utama penyebar serakahnomics di Tanah Air. Serakahnomics adalah perumpamaan Prabowo untuk tingkah serakah kelompok-kelompok tertentu yang hanya mengutamakan golongannya saja.

"Yang ingin saya sampaikan adalah pengusaha-pengusaha yang serakah. Kita perlu pengusaha. Saya pengusaha sebelum masuk politik. Tapi sudah bukan pengusaha yang benar. Ini bukan bisnis, ini bukan entrepreneurship, ini keserakahan," kata Prabowo dalam Peluncuran Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih, Senin (21/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang mengatakan ada mazhab ekonomi liberal, neoliberal, pasar bebas, sosialis ekonomi komando dan sebagainya. Ini bukan, ini lain, ini saya beri nama serakahnomics, ini nggak perlu kita kasih perlakuan yang baik," imbuhnya.

Ia pun memberi peringatan agar para vampir ekonomi untuk mulai memperhatikan kesejahteraan rakyat.

"Saya sudah kasih warning berkali-kali, sekian bulan, tolonglah patuhi ketentuan patuhi undang-undang. Masa tega petani setengah mati, rakyat kita masih banyak yang susah, ada yang mau cari keuntungan di atas penderitaan rakyat. Itu namanya adalah menghisap darah rakyat. Itu adalah menurut saya parasit, penghisap darah, vampir, vampir ekonomi," jelasnya.

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menegaskan vampir ekonomi penyebar serakahnomics hampir ada di semua sektor atau lini usaha. Sudah rahasia umum bahwa hampir semua pengusaha kapitalis yang betul-betul mengeruk keuntungan maksimal tanpa terlalu mempertimbangkan konsep keharmonisan sosial, ketidakadilan, hingga ketimpangan.

"Jadi banyak pengusaha-pengusaha yang seperti itu memang, di daerah, di kota maupun di desa, yang memang berusaha dalam prinsip bisnis semata tanpa mempertimbangkan efek sampingnya seperti ketidakadilan, ketimpangan, pendidikan masyarakat, cuma bermotifkan keuntungan," ujar Ronny kepada CNNIndonesia.com.

Ronny melihat istilah vampir ekonomi sebagai sindiran bagi pengusaha yang selama ini tidak terlalu sensitif terhadap isu-isu sosial dan keadilan ekonomi.

"Bahkan mereka melakukan tekanan-tekanan terhadap pemerintah untuk melancarkan keinginan dan kepentingan mereka gitu. Jadi ini dalam pemaknaan saya, kesana lah arah pembicaraan Pak Prabowo," jelasnya.

Selain itu, Ronny beranggapan istilah tersebut muncul sebagai penekanan bahwa proyek Kopdes Merah Putih akan dijalankan berdasarkan konsep koperasi yang secara teoritik dihadirkan untuk menjinakkan kapitalisme.

"Karena Prabowo membutuhkan justifikasi teoritis dan justifikasi ideologis untuk mendukung gerakan koperasi merah putih ini," imbuhnya.

Sebab, sampai sekarang Kopdes Merah Putih mendapat banyak kritikan karena dinilai sebagai lahan korupsi baru, terutama bagi pemimpin daerah. Apalagi, pembiayaan dan aturannya belum jelas.

Di tengah ketidakjelasan itu, Ronny melihat Prabowo memang ingin membuat gerakan masyarakat melalui Kopdes Merah Putih untuk mengimbangi atau membasmi vampir ekonomi. Sebab, meski secara sistem Prabowo tidak menyukai kapitalisme, namun secara diplomatis ia juga tak bisa menentangnya. Ini terbukti dari pengakuannya bahwa negara-negara besar juga dibesarkan oleh kapitalisme.

"Karena memang selama ini baik secara teoritik maupun secara praktik terbukti bahwa kapitalisme itu memang mengatasi ketimpangan, memang mempercepat terjadinya ketidakadilan ekonomi sehingga harus diantisipasi dengan gerakan lain yaitu gerakan sosial dan gerakan ekonomi koperasi merah putih," terangnya.

Ronny menekankan ada empat langkah yang bisa dilakukan Prabowo untuk membasmi vampir ekonomi yang menyebarkan serakahnomic tersebut. Pertama, intervensi dalam bentuk kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kedua, memperkuat UMKM yang juga bisa dilakukan dengan betul-betul menjalankan Kopdes Merah Putih dengan baik dan sesuai dengan prinsipnya.

Ketiga, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) secara merata agar semua masyarakat dapat kesempatan memiliki kapasitas personal yang baik dalam mendapatkan pekerjaan.

Keempat, meningkatkan aktivitas pemberantasan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) dan penegakan hukum, tanpa pandang bulu terhadap mereka yang menyebabkan kerugian negara.

Kopdes Merah Putih Berisiko Jadi Vampir Ekonomi

Sementara, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menegaskan vampir ekonomi itu adalah program Kopdes Merah Putih yang hanya akan merugikan perekonomian negara. Sebab, itu akan menjadi tempat korupsi baru kepala daerah.

"Vampirnya ya Kopdes Merah Putih itu sendiri," tegas Bhima.

Ia menilai landasan hukum bagi keberadaan Kopdes masih sangat rapuh. Meski semangat pendiriannya baik, tapi masih terombang-ambing tanpa kepastian hukum.

"Ibarat bangunan besar tanpa tiang penyangga yang kokoh. Hingga kini, belum ada regulasi khusus yang secara tegas menetapkan status dan fungsi koperasi ini sebagai entitas strategis dalam perekonomian nasional," kata Bhima.

Ia menyebut dalam riset terbaru Celios, risiko hukum bahkan menanti para kepala desa apabila Kopdes tetap dijalankan. Apalagi, ada rencana Dana Desa yang selama ini disalurkan oleh Kementerian Keuangan dijadikan sebagai jaminan bagi koperasi untuk dapat pendanaan.

"Studi Celios mengungkapkan terdapat potensi kebocoran dana desa hingga Rp60 juta per desa per tahun, atau secara nasional mencapai Rp4,8 triliun per tahun akibat Kopdes Merah Putih," terangnya.

[Gambas:Video CNN]

(pta)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |