Menhut Segel 4 Penguasa Lahan Diduga Picu Banjir Bandang Sumatra

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan telah menyegel empat subjek hukum di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara, Sumatra Utara.

Raja Juli menyebut penyegelan tersebut dilakukan lantaran diduga menjadi penyebab terjadinya banjir dan longsor di wilayah Sumut.

Empat subjek hukum yang disegel antara lain Konsesi TPL Desa Marisi, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) Jhon Ary Manalu Desa Pardomuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian PHAT Asmadi Ritonga Desa Dolok Sahut, Kecamatan Simangumban, Kabupaten Tapanuli Utara, serta PHAT David Pangabean Desa Simanosor Tonga, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.

"Tim kami di lapangan sudah mulai melakukan operasi penegakan hukum dengan penyegelan 4 subjek hukum dari sekitar 12 subjek hukum yang diduga melakukan pelanggaran berkaitan dengan bencana di Sumatera," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/12).

Raja Juli menyebut pihaknya juga sudah mendalami dugaan pelanggaran kehutanan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru. Mulai dari pengumpulan bukti sampel kayu hingga pemeriksaan terhadap pihak terkait.

Ia mengklaim dirinya bakal menindak tegas seluruh pelaku perusakan hutan dalam kasus ini. Ia mengaku pihaknya juga telah mengidentifikasi 8 area lahan lainnya untuk segera dilakukan penyegelan.

"Selain 4 subjek hukum yang sudah disegel, sebanyak 8 lainnya juga sudah teridentifikasi dan akan segera disegel," pungkasnya.

Sebelumnya Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menemukan lima lokasi penebangan hutan yang tidak sesuai aturan. Kelimanya diduga jadi pemicu banjir Sumatra.

Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan Dwi Januanto Nugroho mengatakan, dari hasil analisis awal, selain curah hujan ekstrem, terdapat indikasi kerusakan lingkungan di hulu daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru dan Sibuluan.

Ia mengatakan, hilangnya tutupan hutan di lereng dan hulu DAS diduga menurunkan kemampuan tanah menyerap air sehingga hujan ekstrem lebih cepat berubah menjadi aliran permukaan (run-off) yang kuat, memicu banjir dan longsor.

Dwi menjelaskan, kayu-kayu gelondongan yang terbawa arus juga menunjukkan dugaan adanya aktivitas pembukaan lahan dan penebangan yang tidak sesuai ketentuan.

"Kami melihat pola yang jelas: di mana ada kerusakan hutan di hulu akibat aktivitas ilegal. Di situ potensi bencana di hilir meningkat drastis," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/12).

(fra/tfq/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |