Mitsubishi Caplok Mobil Listrik Taiwan Foxconn Dijual di Australia

4 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Mitsubishi Motors sedang terdesak tarif tinggi dari Amerika Serikat (AS) dan kalah saing dari merek China di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Perusahaan kini mencari alternatif baru, yakni menjual mobil listrik di Oseania, dimulai dari Australia dan Selandia Baru.

Mobil listrik yang bakal dijual di sana bukan dirancang sendiri, melainkan memakai model yang dibuat Foxconn. Foxconn dari Taiwan. adalah perusahaan manufaktur multinasional, termasuk memproduksi Apple, yang sudah melebarkan sayap ke kendaraan listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu divisi Foxconn, Foxtron Vehicle Technologies, akan memproduksi mobil listrik khusus untuk Mitsubishi berbasis crossover bernama Model B.

Mitsubisi akan menjual Foxtron Model B menggunakan merek dan nama sendiri di Australia dan Selandia Baru. Nikkei Asia menjelaskan berdasarkan rencana yang diumumkan Foxconn pada Rabu (7/5), penjualan akan dilakukan pada semester kedua 2026.

Model B merupakan salah satu SUV dengan panjang 4,3 meter dan membawa baterai 58 kW untuk jarak tempuh 500 kilometer. Foxconn rencananya ingin menjual Model B lebih dulu di Taiwan sebelum memasoknya ke Mistubishi.

"Kami berharap kerja sama ini akan mengarah pada hubungan yang saling melengkapi dan perluasan bisnis kami," tulis Foxtron di keterangan resminya pada Rabu.

Mitsubishi terdesak

Menjual mobil listrik Foxconn menjadi salah satu cara Mitsubishi mengurangi ketergantungannya pada Asia Tenggara dan AS. Mitsubishi sedang mengalami kendala di dua wilayah itu.

Laba operasi Mitsubishi di wilayah ASEAN telah merosot menjadi 20,3 miliar yen pada tahun fiskal 2023, turun dari 63,6 miliar yen pada tahun fiskal 2019. Keterpurukan ini berasal dari perlambatan di Indonesia dan Thailand serta persaingan dengan ekspansi merek China termasuk BYD di dua negara tersebut.

Mitsubishi sebenarnya membaik di area AS dengan catatan laba operasi 111,9 miliar yen di Amerika Utara pada tahun fiskal 2023. Namun kekhawatiran datang dari tarif Donald Trump yang diproyeksi jadi sandungan pertumbuhan.

Semua mobil yang dijual Mitsubishi di AS diekspor dari Jepang. Tarif Trump, yang bakal mengerek harga retail, diprediksi bakal memangkas penjualan di AS yang mewakili 20 persen penjualan global Mitsubishi.

Mitsubishi yang terdesak telah memilih beralih ke Foxconn untuk membantu masuk ke pasar lebih menjanjikan, yakni Oseania.

Sebanyak 84 ribu mobil Mitsubishi terjual di Oseania pada tahun fiskal 2023, kontribusinya sekitar 10 persen dari total penjualan global. Laba operasional Mitsubishi juga lebih tinggi di Oseania dari ASEAN, yaitu 24 miliar yen, dengan volume penjualan lebih kecil.

Mitsubishi memposisikan Oseania itu sebagai pasar yang sedang tumbuh, dengan rencana meluncurkan beberapa model hybrid dan listrik di kawasan itu pada 2030.

"Pengembangan internal [model baru] mengandung banyak risiko, dan tidak jelas apakah akan laku," kata seorang eksekutif, diberitakan Nikkei Asia.

Bekerja sama dengan mitra eksternal akan memungkinkan Mitsubishi mengeluarkan model mobil baru sambil menekan biaya, membuka jalan membangun bisnis yang menguntungkan bahkan dengan volume penjualan yang rendah.

Sejak mengumumkan terjun ke dalam desain dan produksi kendaraan listrik pada 2019, Foxconn telah memasok kendaraan ke produsen mobil Taiwan. Namun bisnis ini mengalami kesulitan di luar negeri, menghadapi masalah seperti kegagalan perusahaan rintisan kendaraan listrik AS yang menjadi mitranya.

Perusahaan berharap dapat menggunakan kerja sama dengan Mitsubishi untuk berekspansi di Jepang. Sebelumnya Foxconn pernah berusaha bekerja sama dengan Nissan, pemegang saham utama Mitsubishi, dan Honda Motor.

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |