Negara-negara Eropa Mulai Minta Warga Siaga Perang, Ada Apa?

21 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara Eropa mulai menyiapkan kesiagaan warga dalam menghadapi kemungkinan konflik bersenjata atau perang di tengah invasi Rusia di Ukraina.

Pemerintah telah mendorong warga untuk membangun ketahanan psikologis hingga mengikuti simulasi evakuasi massal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari CNN, langkah ini dilakukan lantaran para pemimpin Eropa khawatir perang Rusia vs Ukraina yang telah berlangsung tiga tahun ini meluas ke negara mereka. Apalagi, Amerika Serikat selaku sekutu utama Eropa kini menunjukkan ketidakpastian dalam mendukung negara-negara aliansinya di NATO.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada Desember mewanti-wanti kepada para ahli keamanan di Brussels bahwa sekarang "sudah waktunya untuk beralih ke pola pikir masa perang."

Seiring dengan itu, Komisi Eropa pun pada Maret merilis panduan yang mendesak seluruh warga menyimpan makanan dan persediaan vital lain untuk menopang mereka setidaknya selama 72 jam jika terjadi krisis.

Pada Juni lalu, Jerman memperbarui Petunjuk Kerangka Kerja untuk Pertahanan Menyeluruh (Framework Directive for Overall Defense) yang memberikan arahan mengenai apa yang harus dilakukan jika konflik pecah di Eropa. Petunjuk itu kini telah menggambarkan perubahan total kehidupan masyarakat Jerman apabila terjadi perang.

Sama dengan Jerman, Swedia juga merilis panduan bertahan hidup dengan judul "Jika Krisis atau Perang Datang" kepada jutaan warga pada November lalu. Panduan itu dibagikan setelah diperbarui untuk pertama kalinya dalam enam tahun.

Berdasarkan panduan tersebut, warga Swedia diimbau bersembunyi sebisa mungkin di mana pun, bahkan menutup akses ventilasi jika memungkinkan apabila terjadi perang. Mereka juga diminta memantau Swedia Sveriges Radio untuk menerima informasi dari pemerintah.

Persiapan perang ini juga dilakukan oleh Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia. Namun, Finlandia sudah beberapa puluh tahun bersiap atas kemungkinan konflik bersenjata dengan Rusia, terutama sejak perang Rusia vs Ukraina pecah.

Sejak tahun 1950-an, Finlandia telah mewajibkan pembangunan tempat perlindungan dari bom di bawah gedung-gedung apartemen dan perkantoran.

Setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022, pemerintah Finlandia melakukan inventarisasi dan menemukan lebih dari 50 ribu tempat perlindungan yang mampu menampung sekitar 4,8 juta orang dari total populasi 5,6 juta orang.

Pada November lalu, Kementerian Dalam Negeri Finlandia menerbitkan panduan krisis terbaru yang mencakup langkah-langkah menghadapi pemadaman listrik panjang, gangguan telekomunikasi, bencana cuaca ekstrem, hingga konflik militer.

Wakil Presiden untuk Keamanan Transatlantik German Marshall Fund Claudia Major mengatakan saran dari negara-negara tersebut harus ditanggapi dengan serius. Kendati begitu, ia ingin membuat warga waspada, bukan panik.

"Batasan yang harus ditempuh tentu saja adalah meningkatkan kesiapsiagaan tanpa bersikap waspada dan membesar-besarkan bencana. Kami ingin masyarakat waspada, kami tidak ingin mereka panik," ucapnya.

(blq/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |