Pasukan Kerajaan Mataram Penggal Kepala Inisiator Pemberontakan (Foto : Istimewa)
PUTRA mahkota Kerajaan Mataram dan pasukannya konon bersiap melakukan pemberontakan. Saat itu, pemberontakan direncanakan oleh Tumenggung Pasisingan, yang menginisiasi pemberontakan. Tapi rencana itu sudah ketahuan terlebih dahulu oleh Pangeran Purbaya.
Lantas, Pangeran Purbaya memberikan informasi ke Sultan Agung, penguasa Kesultanan Mataram. Maka, ketika Tumenggung Pasisingan bekerja untuk membangun istana bersama pejabat dan pasukan Mataram lainnya segera ditangkap.
Saat Tumenggung Pasisingan tiba di keesokan paginya, ia lantas dibunuh dan ditikam oleh prajurit-prajurit Mataram yang sudah diberi tahu sebelumnya, atas isyarat Pangeran Purbaya. Para kaki tangannya segera melarikan diri dan memberitahukan kepada Tumenggung Agrayuda, sebagaimana dikutip dari buku "Disintegrasi Mataram : di Bawah Mangkurat I" dari H.J. De Graaf.
Dengan berputus asa, disandangnya tombak dan naik kuda, kemudian diperintahkannya para anak buah mengikutinya. Tetapi mereka melarikan diri semua, dan terpaksalah Tumenggung Agrayuda maju seorang diri. Di pangurakan ia pun dihadang dan dibunuh, kepalanya dipenggal.
Menurut Serat Kandha, para keluarga dan anak buahnya tidak meninggalkannya, tetapi ia maju jauh di depan mendahului mereka, ia mengamuk, terkepung, terbunuh, dan dipenggal kepalanya. Pangeran Purbaya lalu memberitakan kepada Sunan di bangsal witana, bahwa Pasisingan dan Agrayuda sudah dibunuh, dan kepala mereka dipenggal.
Ketika Raja mendengar berita itu dan tentara sudah hadir selengkapnya, maka seorang pesuruh wanita, Tajem, diperintahkan memanggil adiknya. Pangeran Alit seharusnya mengawasi pekerjaan pembangunan keraton baru, lali datanglah Pangeran Alit putri mahkota Mataram yang merencanakan pemberontakan ke Sultan Amangkurat I.
