Jakarta, CNN Indonesia --
PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan seluruh kapal tanker yang melintasi kawasan rawan seperti Terusan Suez, Teluk Arab (Arabian Gulf), dan Selat Hormuz, dalam kondisi aman.
Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya eskalasi geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Corporate Secretary PIS Muhammad Baron menyatakan perusahaan melakukan pengawasan intensif terhadap pergerakan tanker melalui koordinasi langsung dengan otoritas maritim setempat, awak kapal, serta penggunaan sistem pemantauan real-time yang terintegrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejalan dengan protokol keamanan operasional, PIS memastikan bahwa seluruh kapal internasional yang saat ini aktif beroperasi dalam kondisi aman. Pengawasan ketat dilakukan melalui koordinasi langsung dengan otoritas maritim setempat, awak kapal dan penggunaan sistem pemantauan real-time yang terintegrasi," ujar Baron dalam keterangan resmi, Senin (23/6).
Sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi gangguan rantai pasok, PIS juga telah menyiapkan skenario jalur alternatif untuk pengangkutan energi.
Jalur ini dinilai aman dan strategis sebagai titik pengganti jika terjadi peningkatan risiko di jalur utama seperti Selat Hormuz.
"PIS terus memantau secara aktif situasi regional dan global, serta mengambil langkah cepat demi memastikan keselamatan awak kapal dan kelancaran distribusi energi. Kami juga terus berkoordinasi secara intens dengan pemilik kargo untuk mengantisipasi perkembangan terkini," tambah Baron.
"Keselamatan dan keberlanjutan pengangkutan energi menjadi prioritas utama kami dalam menjaga ketahanan energi nasional dan memastikan layanan yang andal kepada konsumen global," imbuhnya lebih lanjut.
Saat ini, puluhan armada tanker PIS beroperasi di lebih dari 65 rute internasional. Operasional tersebut dijalankan melalui anak usaha PIS yakni PIS Asia Pacific, yang memiliki kantor cabang di Singapura, Dubai, dan London.
Ketegangan di kawasan meningkat setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, menyusul konflik dengan Israel dan serangan bom dari Amerika Serikat.
Keputusan penutupan selat masih berada dalam pembahasan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, sementara parlemen negara itu disebut telah mendukung usulan tersebut.
Menurut anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran Esmail Kosari, penutupan Selat Hormuz ada dalam agenda dan dapat dilakukan kapan pun dianggap perlu. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan dewan keamanan nasional.
Selat Hormuz merupakan jalur penting bagi distribusi minyak dan gas dunia.
Data US Energy Information Administration (EIA) mencatat pada 2024 sekitar 20 juta barel minyak per hari melewati selat tersebut, setara sekitar 20 persen konsumsi cairan minyak bumi global.
Selain itu, seperlima perdagangan gas alam cair (LNG) dunia juga melintasi Selat Hormuz, terutama dari Qatar. Sebagian besar kargo energi yang melewati selat ini dikirim ke Asia, dengan negara tujuan utama China, India, Jepang, dan Korea Selatan.
(del/pta)