Jakarta, CNN Indonesia --
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara soal Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa geram dengan praktik saham gorengan di pasar modal Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan transaksi pasar modal memang harus dijaga berjalan dengan wajar. Dengan begitu, kepercayaan investor bisa meningkat.
"Sejalan dengan pesan Menteri Keuangan yang disampaikan dalam acara dialog dengan pasar modal minggu lalu, Bapak Purbaya menegaskan bahwa pentingnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal. Salah satunya dengan menjaga agar transaksi pasar modal berjalan dengan wajar teratur dan juga efisiensi," ungkap Inarno di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip detikfinance, Jumat (17/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inarno pun berkomitmen untuk meningkatkan fungsi pengawasannya di pasar modal. Segala aktivitas tidak wajar dan potensi pelanggaran akan ditindak secara tegas.
Langkah itu dilakukan bersama penyelenggara pasar modal atau self-regulatory organization (SRO) dan aparat penegak hukum.
"Kami juga meningkatkan sinergi dengan SRO dan pelaku pasar serta memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum guna memastikan penegakan disiplin pasar, pemberantasan praktik manipulatif dan juga perlindungan optimal bagi investor," tegasnya.
Purbaya sebelumnya mengatakan praktik saham gorengan di pasar modal Indonesia merugikan investor.
Saham gorengan adalah sebutan untuk saham yang harganya naik dan turun secara tidak wajar. Ini terjadi imbas rekayasa sejumlah pihak, yang kerap disebut pemain atau bandar.
"Saya expect dalam setahun akan banyak tuh penggoreng-penggoreng saham di sana yang dihukum oleh bursa (Bursa Efek Indonesia) maupun OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," ucap Purbaya via Zoom saat mengisi Media Gathering Kemenkeu 2025 di Novotel Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10).
"Saya bisa lihat saham digoreng, saya kan mengamati pasar saham juga. Ada yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal pemainnya, yang ikut, bukan main. Bukan market maker, tapi yang ikut,"sambungnya.
Ia mengklaim ada beberapa pihak juga yang melapor langsung kepadanya soal permasalahan saham gorengan. Oleh karena itu, Purbaya siap memperhatikan terus bagaimana aksi bersih-bersih tersebut.
Menurutnya, masalah goreng-menggoreng saham sudah terjadi selama puluhan tahun lamanya. Bahkan, membuat Danareksa hampir bangkrut. Purbaya pernah bekerja cukup lama di Danareksa sejak 2000-2015 dengan berbagai posisi.
"Kan selama ini puluhan tahun, rasanya kita tahu banyak penggoreng di pasar saham, tapi sedikit sekali yang dihukum. Kayak perusahaan Danareksa, dulu kan saya di Danareksa, itu hampir bangkrut gara-gara terjebak sama penggoreng itu," cerita Purbaya.
Ia khawatir kalangan muda akan kabur jika bursa saham tidak dibersihkan dari para penggoreng. Apalagi, banyak Generasi Z yang berinvestasi di pasar modal, yakni sekitar 50 persen.
"Kalau itu (investor muda) hilang, ya sudah pasar modal kita gak bisa berkembang lagi. Kalau dirapikan, maka mereka akan berani masuk ke pasar saham karena mereka berpendapat bahwa di sana fair game, permainannya fair. Ada yang kalah, ada yang naik, ada yang turun, tapi gak dimanipulasi sama kalangan tertentu," tandasnya.
(fby/pta)