Profil Hossein Salami, Komandan IRGC yang Tewas Dalam Serangan Israel

22 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), Hossein Salami, tewas dalam serangan udara Israel ke wilayah Teheran, Jumat (13/6) dini hari waktu setempat.

Media pemerintah Iran melaporkan bahwa Salami terbunuh dalam serangan yang menargetkan markas besar IRGC di Teheran. Ia tewas bersama dengan para petinggi militer Iran lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak diragukan lagi, Mayor Jenderal Salami adalah salah satu komandan Revolusi Islam yang paling terhormat - hadir di semua lini jihad ilmiah, budaya, keamanan, dan militer," kata IRGC dalam sebuah pernyataan, Jumat (13/6), melansir CNN.

"Di semua arena, dia berdiri di garis depan dengan semangat ketulusan, kebijaksanaan, dan pengabdian kepada Pemimpin Tertinggi, membela cita-cita Revolusi dan rakyat Iran," tambah pernyataan itu.

Salami lahir pada tahun 1960. Ia menjadi orang nomor satu di IRGC sejak tahun 2016.

Posisi tersebut membuatnya memimpin salah satu alat paling kuat yang dimiliki oleh Iran. IRGC juga berperan penting dalam memberangus oposisi di dalam negeri dan memproyeksikan kekuatan Iran di luar negeri.

IRGC memiliki badan intelijen, unit operasi siber, angkatan laut, dan angkatan udara. Para analis memperkirakan IRGC memiliki hingga 200.000 tentara di bawah komandonya.

IRGC juga mengawasi pengembangan rudal balistik Iran. Salami merupakan orang penting di balik pengembangan senjata tersebut.

Pada tahun 2019, ia mengatakan bahwa bagi IRGC, rudal balistik adalah cara untuk memusnahkan kapal induk Amerika.

IRGC mendanai dan mendukung jaringan milisi yang luas di seluruh wilayah untuk menyerang personel militer AS dan militer lainnya di seluruh Timur Tengah. IRGC juga diyakini berada di belakang Houthi Yaman, yang memungkinkan kelompok ini untuk menyerang pelayaran internasional di Laut Merah dan meluncurkan rudal dan pesawat tak berawak ke Israel.

Salami berada di pucuk pimpinan IRGC ketika Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel pada bulan April dan Oktober tahun lalu. Sebuah rekaman yang dirilis oleh media pemerintah Iran sempat menunjukkan Salami memeriksa apa fasilitas militer bawah tanah yang berperan dalam serangan-serangan tersebut.

Salami memimpin ketika IRGC menembak jatuh pesawat penumpang Ukraina tak lama setelah lepas landas dari bandara internasional Teheran. Insiden tersebut menewaskan 176 orang di dalamnya.

Salami, dalam sebuah kesempatan, meminta maaf atas insiden tersebut dan mengaku tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina. Ia juga meminta pengampunan atas insiden mematikan itu.

IRGC bukan hanya lembaga militer terkuat di Iran, tapi juga punya pengaruh besar di ranah politik dan ekonomi dalam negeri. Mereka punya kepentingan yang meluas hingga ke dan di luar industri konstruksi, telekomunikasi, otomotif, dan energi.

Pada tahun 2022, di tengah gelombang demonstrasi memprotes kematian Mahsa Amini, Salami memperingatkan pemuda Iran untuk berhenti berdemonstrasi.

"Hari ini adalah hari terakhir kerusuhan. Jangan turun ke jalan lagi. Apa yang Anda inginkan dari bangsa ini?" kata Salami.

(dmi/dmi)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |