tim | CNN Indonesia
Kamis, 23 Okt 2025 10:09 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berencana untuk mengembangkan sistem Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mengawasi pelanggaran hingga kecurangan dalam transaksi kepabeanan.
Purbaya menargetkan AI di sistem Bea Cukai bisa rampung dalam waktu tiga bulan ini.
"Dalam 3 bulan ke depan kita akan kembangkan sistem AI yang lebih siap di Bea Cukai. Kalau sampai AI bisa mulai menganalisa 3 bulan ke depan, sudah (selesai)," ujar Purbaya ditemui di kantornya, Rabu (22/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem ini, katanya, akan sinkron dengan milik Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Tujuannya, untuk memaksimalkan penerimaan negara dari kepabeanan dan perpajakan.
"Pada dasarnya kita akan perkuat sistem penerimaan kita dengan monitoring dari ujung ke ujung," jelasnya.
Menurutnya, integrasi ini memang akan membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan, seperti menciptakan sistem AI. Namun Purbaya yakin pemanfaatan AI akan mendorong penerimaan Bea Cukai lebih efisien.
"Tapi yang jelas dalam beberapa bulan ke depan harusnya penerimaan Bea Cukai akan lebih efisien daripada sekarang," terangnya.
Selain itu, Purbaya menyebutkan sistem ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang ingin praktik kecurangan di kepabeanan bisa dihilangkan.
"Tidak ada kendala di Bea Cukai. Cuma saya ingin melihat seberapa canggih sih sistem punya Bea Cukai. Bisa nggak saya optimalkan untuk mengurangi yang dikritik Pak Presiden, under invoicing," pungkasnya.
(ldy/pta)