Review Serial: Squid Game 3

8 hours ago 5

Kadang ada hal-hal yang tak perlu dilanjutkan atau diada-adakan, salah satunya saga Squid Game.

Jakarta, CNN Indonesia --

Season 3 yang menjadi penutup Squid Game --katanya-- mengajarkan saya banyak hal. Salah satu yang paling mengena adalah, kita tak pernah menang di hadapan kapitalisme, selain harapan yang meredup.

Selain itu, musim ini saya mendapati kegamangan Hwang Dong-hyuk selaku kreator Squid Game dan paradoks yang muncul karena overthinking dalam menjejal berbagai pesan dalam serial ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kadang terlalu banyak kemauan memang tak baik, jadinya tak jelas dan tak fokus. Itulah yang terjadi dengan Hwang dalam menggarap proyek pengembangan serial yang semestinya tak dibuat ini.

Dalam Squid Game 3, Hwang masih menampilkan kekejaman kapitalisme sebagai langkahnya mengkritik sistem ekonomi yang menjadi pendongkrak ekonomi negara asalnya tersebut.

Kritikan itu tentu datang dari 60 dari 456 peserta yang harus mempertaruhkan nyawa dalam permainan demi meraup total hadiah 45,6 miliar won, atau 10 juta won atau Rp119 juta per kepala (1 won=Rp11,91). Tawaran menggiurkan untuk mereka yang cekak dan terlilit utang.

Musim ketiga Squid Game masih menunjukkan sisi gelap kapitalisme dengan segala pertaruhannya. Sistem ini menciptakan kesenjangan sekaligus membangkitkan sifat keserakahan, individualis akut, tamak, dan korup dalam diri manusia.

Namun, ada hal lain yang coba ditawarkan Hwang Dong-hyuk: kemanusiaan.

Squid Game S3 Lee Jung-jae as Seong Gi-hun in Squid Game S3 Cr. No Ju-han/Netflix © 2025Review Squid Game S3: Dalam Squid Game 3, Hwang masih menampilkan kekejaman kapitalisme sebagai langkahnya mengkritik sistem ekonomi yang menjadi pendongkrak ekonomi negara asalnya tersebut. (Netflix/No Ju-han)

Hwang menghadirkan banyak kisah yang seolah-olah membahasakan "bahkan akan masih ada cahaya di tengah kegelapan kapitalisme", seperti No Eul menyelamatkan pemain 256, Gyeong-seok. Bahwasanya masih ada orang yang menilai nyawa lebih mahal dari segepok uang.

Selain itu, ada juga kisah kelahiran bayi dari Kim Jun-hee, peserta nomor 222. Hwang pun menyimbolkan kelahiran dari peserta dengan angel numbers yang dianggap sebagai pesan keseimbangan, harmonisasi, dan kepercayaan. Selain itu, kelahiran juga berarti babak yang baru.

Pesan lainnya juga terlihat dari empati peserta yang muncul seiring kesadaran mereka terjebak dalam sistem yang tak manusiawi. Aksi saling bantu dan tak saling menyalahkan lebih muncul dibanding musim sebelumnya yang penuh saling intrik.

Namun sayangnya Hwang tak mengeksplorasi lebih jauh soal kemanusiaan itu. Bahkan saat mengisahkan bagaimana kombinasi kapitalisme tak manusiawi kawin dengan demokrasi yang serampangan, juga tak cukup mampu menghadirkan narasi kemanusiaan yang kuat.

Hwang memang menampilkan demokrasi semu lewat pemungutan suara yang sudah dikorupsi atau situasi sosial yang diatur untuk saling adu domba dan saling tikam, yang sebenarnya bisa jadi pemantik kisah kemanusiaan penuh intens, tetapi sayangnya ketegangan dan pergolakan peserta minim ditampilkan oleh kreator.

Pesan yang tipis itu juga diperparah dengan catatan merah dari penampilan para pemeran member VIP. Tak natural, kaku, sangat berlebihan, dan kelebihan screen time. Namun saya sempat berasumsi memang Hwang sengaja ingin bikin marah penonton lewat karakter VIP ini.

Sengaja dalam arti, Hwang ingin membuat penonton tergerak untuk marah terhadap mereka yang mempermainkan nyawa manusia seenak udel, marah terhadap sistem yang tak adil. Sayangnya, pesan itu menguap sebelum sempurna dicerna.

Selain itu, plot pada Squid Game Season 3 ini juga tak berkembang signifikan. Hwang seperti kebingungan apakah akan terus menyentil kapitalisme dalam distopia Squid Game, atau menyoroti isu baru untuk menjaga kemanusiaan di tengah konflik dan ekonomi yang morat-marit.

Squid Game S3 Lee Byung-hun as Frontman in Squid Game S3 Cr. No Ju-han/Netflix © 2025Review serial Squid Game S3:plot pada Squid Game Season 3 ini juga tak berkembang signifikan. (Netflix/.No Ju-han)

Parahnya, Hwang tak memberi screen time lebih ke tokoh yang justru punya peran signifikan dalam plot itu, seperti Jun-hee (Jo Yu-ri) dan Kang No-eul (Park Gyu-young). Padahal mereka adalah representasi dari kemanusiaan yang pas dengan niat Hwang Dong-hyuk.

Kemajuan karakter Hwan Jun-ho (Wi Ha-joon) juga tak terasa. Usahanya untuk menyelidiki dan mencari sang kakak tampak sia-sia. Apalagi pada season sebelumnya peran Jun Ho menuai kritik karena tak membantu jalannya cerita.

Di luar masalah plot, akting para peserta game perlu diacungi jempol, terutama Lee Jung-jae. Ia mampu menampilkan spektrum emosi dengan kuat.

Lee Jung-jae tak banyak bicara tetapi energi putus asa, kemarahan, dan kekalahan yang dirasakan sampai ke penonton. Hal serupa juga mampu dicapai oleh Park Gyu-young dan Yim Si-wan.

[Gambas:Video CNN]

Pada akhirnya, ending Squid Game 3 bagai menggambarkan bagaimana cara kapitalisme dan demokrasi palsu bekerja, sistem yang digerakkan para bajingan yang berlagak Tuhan dengan memainkan nyawa manusia.

Bagi saya, dua season terakhir Squid Game terkesan cuma mengejar komersialisasi alih-alih mengembangkan cerita lebih dalam dan fokus. Hwang tampak tergiur dan ingin mengulangi kesuksesan Squid Game di musim pertama, yang ironinya, juga menggambarkan sifat kapitalisme yang dikritik Hwang.

Memang sulit mengubah orang, tapi jauh lebih sulit lagi mengubah sistem.

[Gambas:Youtube]

(end)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |