Rupiah Menguat ke Rp16.656, Didukung APBN dan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga AS

1 week ago 10

Rupiah Menguat ke Rp16.656, Didukung APBN dan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga AS

Rupiah terhadap Dolar AS naik 42 poin atau sekitar 0,25% ke level Rp16.656 per dolar AS. (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini. Rupiah terhadap Dolar AS naik 42 poin atau sekitar 0,25% ke level Rp16.656 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan, salah satu sentimen penguatan datang dari eksternal, yakni pelaku pasar tampaknya yakin bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember seiring terus mengalirnya data ekonomi AS.

"Hal tersebut terlihat dari komentar dovish para pejabat Federal Reserve yang meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Desember," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (25/11/2025).

Selain itu, yang terbaru adalah komentar dari Gubernur Fed Christopher Waller yang mendukung penurunan suku bunga di bulan Desember, senada dengan komentar Presiden Fed New York, John Williams, yang mengatakan bahwa penurunan suku bunga di bulan Desember dimungkinkan karena pasar tenaga kerja yang melemah.

Menurut perangkat CME FedWatch, pasar sekarang memperkirakan peluang hampir 80 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga seperempat poin bulan depan, naik dari 30 persen sebelum pernyataan mereka.

Saat ini, pelaku pasar bersiap untuk data ekonomi AS terbaru untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter. Indeks Harga Produsen (IHP) AS diperkirakan akan menunjukkan peningkatan sebesar 0,3 persen MoM pada bulan September, sementara Penjualan Ritel diproyeksikan akan menunjukkan peningkatan sebesar 0,4 persen MoM selama periode yang sama.

Selain itu, AS dan Ukraina terlihat bekerja sama dalam kesepakatan damai Rusia. Para pejabat AS dan Ukraina sedang menyusun rencana komprehensif guna mengakhiri perang dengan Rusia, menurut laporan pada hari Senin.

Dari sentimen domestik, Presiden Prabowo Subianto memiliki harapan terkait pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dia ingin APBN pada 2027 atau 2028 tidak lagi defisit. 

Dengan begitu, pendapatan dan belanja negara seimbang atau bahkan pendapatan lebih besar daripada belanja. Keinginan tersebut diungkapkan Prabowo saat menyampaikan nota keuangan dalam Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025.

Dalam nota keuangan tersebut, disampaikan target defisit APBN 2026 sebesar 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB). Artinya, dibutuhkan waktu setahun untuk menekan defisit dari 2,48 persen menjadi nol seperti cita-cita Prabowo.

Namun, alih-alih turun, Kementerian Keuangan pada September 2025 menaikkan target defisit tahun depan dari rancangan awal 2,48 persen menjadi 2,68 persen. Kenaikan tersebut pun disetujui DPR lewat pengesahan Undang-Undang APBN 2026. Defisit anggaran dinaikkan karena pemerintah ngotot menjalankan program prioritas tahun depan, di antaranya makan bergizi gratis dan koperasi desa Merah Putih.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |