Salah Kaprah Soal Ginjal, Banyak Minum Bisa Detoks Racun?

Jakarta, CNN Indonesia --

Bahasan soal ginjal mengemuka di media sosial. Organ penyaring racun tubuh ini ternyata masih diliputi aneka mitos. Berikut beberapa salah kaprah seputar ginjal yang perlu diluruskan.

Baru-baru ini ramai yang membahas ginjal di media sosial. Hal ini berawal dari cuitan netizen yang menganggap jus yang tidak disaring bisa memperberat kerja ginjal.

Padahal, ampas hasil pengolahan jus bukan wilayah kerja ginjal, melainkan lambung.

Mitos seputar ginjal

Ginjal merupakan organ yang bertugas membuang limbah, merangsang produksi sel darah merah dan menjaga keseimbangan garam, asam dan basa dalam tubuh.

Limbah ini bisa berupa racun, sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, serta kadar garam, air dan mineral berlebih. Limbah pun diubah jadi urine yang sewaktu-waktu dikeluarkan tubuh.

Meski memiliki fungsi vital pada tubuh, orang seringkali kurang memperhatikan kesehatan ginjal dan masih meyakini berbagai mitos seputar organ ini. Apa saja?

1. Minum banyak air akan membuang racun tubuh

Ada yang menyarankan untuk minum air putih setidaknya 6-8 gelas per hari untuk detoksifikasi. Namun sebenarnya belum banyak bukti ilmiah yang mendukung teori ini.

Ahli ginjal Stanley Goldfarb berkata minum banyak air hanya akan meningkatkan volume urine.

"Seberapa banyak air yang diminum tidak memengaruhi seberapa baik ginjal bekerja," kata Goldfarb melansir dari Smithsonian Magazine.

2. Pola makan tinggi kalsium memicu batu ginjal

Kebanyakan batu ginjal terbentuk dari kalsium. Kemudian hal ini pun memunculkan anggapan bahwa asupan tinggi kalsium bakal memicu batu ginjal.

Akan tetapi, kelebihan kalsium justru tidak menimbulkan masalah ginjal. Sebaliknya, kekurangan kalsium malah yang harus diwaspadai.

"Kalsium dari makanan sebenarnya melindungi kita dari batu ginjal," kata Matthew Sparks dari Fakultas Kedokteran Universitas Duke.

Jenis batu ginjal paling umum ada dua komponen yakni, kalsium dan oksalat. Saat oksalat terkumpul di urine, zat ini bisa bergabung dengan kalsium yang disaring dari aliran ginjal lalu terbentuk batu ginjal.

Kalsium dalam makanan bisa mencegah pembentukan batu ginjal sebab akan mengikat oksalat dalam usus, kemudian dibuang bersama tinja.

Sparks mengingatkan manfaat ini mungkin tidak sama dengan suplemen kalsium. Oleh karenanya, sebaiknya cukupi kebutuhan kalsium dari pangan utuh.

3. Minum alkohol akan merusak ginjal

Ginjal berfungsi menyaring racun dalam tubuh. Sebagian orang menganggap konsumsi alkohol bisa memperberat kerja ginjal atau bahkan merusak organ ini.

Sebenarnya tidak banyak bukti soal anggapan ini. Konsumsi alkohol, apalagi berlebihan, bisa merusak organ hati. Menurut Goldfarb, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang atau moderat tidak memicu kerusakan ginjal.

4. Gejala penyakit ginjal bisa dirasakan

Gejala fisik penyakit ginjal biasanya tidak kentara. Ginjal jarang terasa sakit kecuali batu ginjal atau infeksi. Kemudian seberapa sering buang air kecil tidak bisa menjadi penentu kondisi kesehatan ginjal.

Seseorang yang mengalami gagal ginjal sekali pun bisa saja tidak sadar jika fungsi ginjalnya hanya tersisa 10-15 persen.

Untuk mengetahui kondisi kesehatan ginjal, diperlukan tes darah sederhana untuk mengukur kadar racun dan produk limbah dalam aliran darah.

5. Punggung nyeri pertanda sakit ginjal

Lokasi nyeri ginjal biasanya di bawah tulang rusuk di kedua sisi tulang belakang. Rasa nyeri ini bisa menjalar sampai perut, kedua sisi tubuh, selangkangan dan paha.

Sakit punggung belum tentu pertanda masalah ginjal. Anda patut curiga ada masalah pada ginjal jika ada gejala lain. Melansir dari Medical News Today, gejala ini antara lain, urine keruh atau berdarah, buang air kecil terasa menyakitkan, ingin buang air kecil terus-menerus, mual, muntah, demam, pusing dan kelelahan.

(els/els)