Sering Menguap Ternyata Jadi Tanda Bahaya

8 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Sering menguap ternyata tak bisa disepelekan. Makalah terbaru dari American Academy of Sleep Medicine (AASM) menyebut, sering mengantuk bisa jadi tanda bahaya.

"Mengantuk merupakan masalah kesehatan serius dengan konsekuensi yang luas," ujar Presiden AASM dr Eric Olson, melansir CNN.

Sering mengantuk dianggap sebagai tanda bahaya dari kekurangan tidur serius yang dapat membahayakan fisik dan kesehatan jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari kecelakaan saat mengemudi dalam keadaan mengantuk hingga kesalahan di tempat kerja dan risiko kesehatan jangka panjang," ujar Olson.

Sejak lama, para ahli sepakat bahwa tidak mendapatkan tidur malam berkualitas setidaknya 7-8 jam bisa memicu masalah kronis d kemudian hari. Sebut saja diabetes, penyakit jantung, masalah pada ginjal, tekanan darah tinggi, hingga stroke.

Pada dasarnya, tubuh melakukan hal-hal aneh saat Anda terus mengantuk. Salah satunya mengirimkan sinyal bahwa Anda sedang mengatasi kurang tidur.

"Yang disayangkan adalah data menunjukkan bahwa dengan kurang tidur parsial yang kronis, kemampuan untuk memahami tingkat gangguan kita sendiri tidak lagi akurat. Kita pikir kita baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak," ujar anggota dewan AASM dr India Gurubhagavatula.

AASM melakukan tes aktual untuk mengukur seberapa baik otak berfungsi dalam kondisi kurang tidur. Hasilnya, orang-orang sebenarnya melakukan banyak kesalahan.

"Namun, mereka [partisipan] masih percaya diri bahwa mereka baik-baik saja," ujar Gurubhagavatula.

Dengan rasa kantuk berlebih, otak mengalami tidur siang singkat atau yang dikenal dengan istilah tidur mikro. Dalam kondisi normal, tidur mikro bisa berlangsung selama 2-10 detik.

"Ini bisa sangat berbahaya jika Anda sedang mengemudi dan melakukan sesuatu yang melibatkan keselamatan," tambah Gurubhagavatula.

Selain kurang tidur, ada juga beberapa gangguan tidur lain yang bisa memicu rasa kantuk berlebihan. Misalnya sleep apnea, sindrom kaki gelisah, hingga nyeri kronis.

Selain itu, para ahli juga sepakat bahwa perilaku dan gaya hidup tertentu juga dapat menyebabkan rasa kantuk berlebih. Misalnya, terlalu banyak kafein, minum alkohol sebelum tidur, hingga praktik kebersihan tidur yang buruk.

(asr/asr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |