Kementerian PU | CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2025 17:58 WIB
(Foto: Kementerian PU/ADIW)
Jakarta, CNN Indonesia --
Di sela kemeriahan ajang Sutami Awards yang diselenggarakan di Auditorium Kementerian PU di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (1/12), Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menuturkan sebuah kisah haru.
Saat itu, Dody mengungkapkan pengalamannya ketika mengunjungi wilayah wilayah Tapanuli, Sumatera Utara, yang baru saja dilanda bencana banjir dan longsor.
"Saya sengaja landing di Bandara Sibolga. Saya tidak ikut rombongan Bapak Presiden. Saya pilih cara sendiri," tutur Menteri PU di hadapan ratusan hadirin Sutami Awards.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai menteri, Dody punya pilihan untuk berkunjung menggunakan helikopter. Tetapi, ia menolak.
"Saya ini Menteri PU, Pekerjaan Umum. Bukan Pemborong Umum. Saya harus tahu betul apa yang dirasakan rakyat," katanya.
Dari Bandara Sibolga menuju Kota Pandan, ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah, jaraknya hanya 20 kilometer. Ternyata, perjalanan itu membutuhkan waktu hampir satu jam akibat lumpur yang menjebak.
Dody pun memilih pindah ke motor ojek warga, menerobos genangan dan tanah longsor. Pemandangan di lapangan, membuatnya terhenyak.
"Ibu-ibu menanak nasi pakai kayu bakar di pinggir jalan. Sudah puluhan tahun saya tidak melihat itu lagi. Ibu-ibu lain mencuci baju di got yang masih ada air bersihnya, karena sungai sudah tertutup lumpur dan kayu," ujarnya.
"Listrik mati total. Solar di bandara tinggal cukup setengah hari. Kalau genset mati, pompa air bandara ikut mati. Bisa dibayangkan betapa daruratnya," tambah Dody.
Hal itu membuat Dody teringat akan pengalamannya mengunjungi Aceh pada 2025, setelah tsunami melanda. Menurutnya, suasana pasca bencana hampir sama. Namun, waktu itu musibah terjadi di satu titik, yakni Banda Aceh. Sementara sekarang, hampir seluruh Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh terdampak sekaligus.
"Dengan mata kepala sendiri, menteri yang pernah bertahun-tahun bertugas di lapangan bencana itu menyaksikan Tapanuli Utara, Tengah, dan Selatan kembali ke zaman sebelum listrik dan air bersih merata. Saya belum bisa bilang ini 'tsunami darat', tapi kondisinya benar-benar super memprihatinkan," pungkas Dody.
(rea/rir)

4 hours ago
3

















































