Thailand Serius Bantu Korban Banjir, Gelontorkan Rp1 M per Keluarga

1 hour ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Thailand akan menggelontorkan bantuan kompensasi kepada keluarga korban tewas akibat banjir di Songkhla sebesar 2 juta Baht atau setara Rp1 miliar.

Pusat Operasi Darurat Krisis Banjir Thailand (The Emergency Flood Crisis Operations Centre/EFCOC) menyatakan pada Senin (1/12), bantuan dana itu akan diberikan tanpa syarat dokumen atau birokrasi apapun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Nation Thailand melansir bahwa keputusan itu diumumkan oleh juru bicara EFCOC Siripong Angkasakulkiat pada Senin siang pukul 12.05 di Kantor Pemerintahan Thailand

Siripong mengatakan bahwa bantuan 2 juta Baht itu hanya akan diberikan kepada keluarga yang anggotanya menjadi korban meninggal dunia akibat banjir bandang Songkhla.

Thailand juga sebelumnya mengumumkan status darurat banjir di sejumlah provinsi terdampak banjir parah.

Sementara itu, keluarga korban banjir di provinsi Thailand bagian selatan yang lain hanya akan menerima bantuan sesuai regulasi normal dari Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana (Department of Disaster Prevention and Mitigation/DDPM).

Siripong mengatakan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul telah mengunjungi masyarakat terdampak banjir dan mendengarkan setiap keluham warga. Ia kemudian menginstruksikan EFCOC untuk menghapus langkah-langkah birokrasi yang tidak perlu dalam proses kompensasi.

Anutin memerintahkan DDPM untuk menggunakan peta banjir digital dan catatan registrasi rumah angga secara daring dari Departemen Administrasi Provinsi untuk memverifikasi kelayakan, alih-alih meminta korban banjir untuk menunjukkan dokumen fisik.

Ia juga memerintahkan DDPM untuk mempercepat pembayaran kompensasi bantuan sebesar 2 juta Baht.

Keluarga korban tewas di Songkhla akan menerima 2 juta baht dari DDPM, sementara EFCOC akan menentukan nilai yang sesuai untuk provinsi lain berdasarkan aturan DDPM.

Siripong menambahkan bahwa dokter pemerintah akan menilai individu yang meninggal akibat komplikasi tidak langsung terkait banjir berhak atas kompensasi berdasarkan skema khusus tersebut atau tidak.

Pemerintah juga telah memerintahkan instansi terkait untuk mempercepat perbaikan fasilitas penting, termasuk memulihkan layanan air ledeng.

Air ledeng di Hat Yai diperkirakan akan pulih sepenuhnya pada hari Rabu.

EFCOC kemudian menginstruksikan instansi terkait untuk mengintensifkan pengumpulan sampah dan pembersihan jalan agar warga dapat kembali ke rumah mereka dalam waktu tujuh hari, dan Hat Yai dapat dipulihkan dalam waktu 14 hari.

Banjir melanda 10 provinsi di bagian selatan Thailand selama beberapa pekan terakhir, terutama di kota Hat Yai, Provinsi Songkhla, yang mencatat curah hujan terbanyak dalam 300 tahun yakni 335 mm dalam satu hari.

Banjir bandang di Thailand telah menewaskan sedikitnya 181 orang dan ratusan hilang, per Selasa (2/12), seperti dikutip dari AFP.

Korban tewas kemungkinan akan bertambah seiring dengan proses pencarian dan penyelamatan yang terus dilakukan.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |