Trump Mulai Perang Dagang Melawan Dunia Hari Ini

1 week ago 11

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi memulai perang dagang melawan semua negara. Kebijakan tarif dagang AS berlaku mulai hari ini.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick memastikan tidak ada penundaan. Penerapan tarif sesuai dengan rencana awal yang disampaikan Trump.

"Tarif akan tetap berlaku. Dia mengumumkannya, dan dia tidak bercanda. Tarif akan datang. Tentu saja mereka (berlaku)," kata Lutnick, Selasa (8/4) seperti dikutip dari CNBC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada penundaan. Mereka pasti akan tetap di tempat selama berhari-hari dan berminggu-minggu. Presiden perlu mengatur ulang perdagangan global. Semua orang memiliki surplus perdagangan dan kita memiliki defisit perdagangan," ucapnya.

Pada pekan lalu, Trump mengumumkan penerapan tarif dagang 10 persen untuk semua barang dari semua negara. Kebijakan itu berlaku mulai 5 April 2025.

Selain itu, dia juga menetapkan tarif tambahan spesifik untuk 57 negara. Tarif ini berlaku mulai Rabu, 9 April 2025.

Sehari sebelum pemberlakuan tarif dagang, Trump melipatgandakan tarif untuk barang-barang China. Keputusan itu dibuat karena China membalas tarif 34 persen dari Trump dengan menerapkan tarif 34 persen untuk barang-barang AS yang masuk ke China.

Barang-barang China yang masuk ke AS akan dikenakan tarif 104 persen. Dengan demikian, total tarif untuk barang-barang China mencapai sekitar 125 persen.

"Negara-negara seperti China, yang memilih untuk membalas dan mencoba menggandakan perlakuan buruk mereka terhadap pekerja Amerika, telah melakukan kesalahan," kata Sekretaris Pers AS Karoline Leavitt, Selasa (9/4).

"Presiden Trump memiliki tulang punggung baja, dan dia tidak akan patah," ucap Leavitt.

Negara-negara lain yang terdampak tarif dagang Trump adalah Kamboja (49 persen), Laos (48 persen), Vietnam (46 persen), Thailand (36 persen), dan Indonesia (32 persen).

Selain itu, India (26 persen), Korea Selatan (25 persen), Jepang (24 persen), Malaysia (24 persen), Filipina (17 persen), dan Singapura (10 persen).

[Gambas:Video CNN]

(dhf/agt)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |