CNN Indonesia
Senin, 01 Sep 2025 20:22 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Demo besar-besaran di sejumlah kota di Tanah Air dimanfaatkan penjahat siber untuk mencuri korban. Modus penipuan APK belakangan muncul berkedok video demo.
Upaya penipuan tersebut salah satunya diungkap oleh akun @cyberity.network di Instagram. Ia mengunggah tangkapan layar yang menampilkan APK berukuran 78 MB dalam pesan WhatsApp yang disertai panduan menginstall.
"Teman-teman selalu berhati-hati ya. Penipu sudah mulai beraksi dengan memanfaatkan momen. Modusnya berbagi video demo yang ternyata APK spam," tulis akun tersebut, Senin (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan serupa disampaikan Bank Syariah Indonesia (BSI) di akun X mereka. BSI mengatakan file APK tersebut bisa mencuri data pribadi, membajak ponsel, hingga merusak sistem di ponsel jika diinstall.
"Waspadai file .APK yang sering beredar lewat chat, email, maupun media sosial! File ini bisa menyamar sebagai undangan digital, tagihan pajak, resi paket, atau bahkan video demo terkini," tulis BSI, Senin (1/9).
"Padahal, jika di-install tanpa sadar, file berbahaya tersebut dapat meretas data pribadi, mengaktifkan kamera atau mikrofon tanpa izin, hingga merusak sistem pada HP kamu," tambahnya.
Penipuan siber memang kerap memanfaatkan momen yang sedang viral di masyarakat. Penjahat siber menggunakan rasa ingin tahu masyarakat pada isu terkini sebagai umpan.
Salah satu modus yang cukup populer untuk melakukan penipuan adalah APK. Modus APK memanfaatkan masyarakat yang lengah dan mengecoh mereka untuk menginstall aplikasi berisi malware.
File APK adalah format berkas yang digunakan untuk mendistribusikan dan memasang software dan middle-ware ke Hp Android. Umumnya, APK tidak ada di toko aplikasi resmi seperti Google Playstore.
Hingga saat ini, modus APK telah menyasar masyarakat dalam berbagai cara, mulai dari berpura-pura mengirimkan undangan pernikahan, informasi ekspedisi, hingga menyamar menjadi surat tilang dari kepolisian.
(lom/mik)