Zulhas Sebut MBG Bisa Gerakkan Ekonomi hingga Rp86 T per Tahun

3 hours ago 7

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi menggerakkan perekonomian nasional hingga Rp86 triliun per tahun.

Perhitungan tersebut berasal dari kebutuhan bahan pangan yang sangat besar untuk memenuhi gizi 82,9 juta penerima manfaat program, yang mencakup anak sekolah, ibu hamil, dan balita.

Dalam setahun, kebutuhan pangan MBG diperkirakan mencapai 368 ribu ton telur ayam senilai Rp11 triliun, 663 ribu ton daging ayam senilai Rp26,5 triliun, 415 ribu ton ikan senilai Rp17,85 triliun, serta 2,3 juta ton beras senilai Rp31 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seluruhnya membentuk perputaran ekonomi di sektor pangan dan peternakan yang nilainya bisa mencapai Rp86 triliun per tahun.

Zulhas menyebut skala besar program andalan Presiden Prabowo Subianto ini tak cuma berdampak pada peningkatan kualitas gizi, tetapi juga memicu pertumbuhan ekonomi kerakyatan dari hulu ke hilir.

"Saya juga diminta memimpin ini, 82,9 juta memberi MBG itu, maka kita perlu telur satu hari, satu anak satu, perlu 82,9 juta butir telur. Perlu potongan ayam, 82,9 juta potongan ayam. Perlu 82,9 juta potongan ikan, potongan mangkuk sayur, potongan buah," ucapnya dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit & Expo 2025 (FEKDI x IFSE) di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11).

Ia menambahkan efek ekonomi program ini mulai terasa di lapangan. Kenaikan harga ayam dan telur di sejumlah daerah disebut sebagai salah satu indikasi meningkatnya permintaan akibat pelaksanaan MBG.

"Bayangkan, dampak ikutannya. Sekarang di Jawa Barat agak bergejolak, sudah naik kira-kira hampir 10 persen, harga telur dan harga ayam, karena MBG. Oleh karena ini akan menimbulkan dampak ikutan ekonomi kerakyatan yang luar biasa," ujarnya.

Zulhas optimistis dengan pelaksanaan MBG, masyarakat kecil terutama peternak, petani, dan nelayan akan merasakan manfaat langsung dari meningkatnya permintaan pangan lokal.

"Ibu-ibu nanti piara petelur aja sudah bisa, yang punya kebun sayur laku, yang punya kebun buah laku, yang punya tambak ikan laku," ujarnya.

Ia mengatakan program ini lahir dari kesadaran bahwa kemajuan bangsa sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya.

"Seminggu lalu saya sudah terima keppres (keputusan presiden). Kenapa makan bergizi? Kenapa kita kalah cepat sama negara lain? Tentu kuncinya sumber daya manusia. Tidak mungkin negara itu maju atau miskin, itu tergantung cara mengelolanya, tergantung produktivitasnya," ujarnya.

Menurut Zulhas, rendahnya tingkat gizi masyarakat berpengaruh langsung terhadap daya pikir dan produktivitas rakyat. Ia menyoroti bahwa rata-rata IQ di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, sehingga perlu upaya serius untuk memperbaiki asupan gizi anak-anak sejak dini.

"Oleh karena itu kalau saya tidak salah, mohon maaf, rata-rata IQ di rata-rata Indonesia 78. Tentu yang di ruang ini beda, tapi rata-rata 78. Kalau gizinya kurang dan itu yang terjadi bertahun-tahun, itu fisiknya lemah, IQ-nya rendah," katanya.

Ia menilai pemberian MBG secara luas akan menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dengan gizi yang cukup, generasi muda Indonesia diharapkan tumbuh lebih sehat, kuat, dan cerdas sehingga mampu bersaing di tingkat global.

"Oleh karena itu, kebijakan berikutnya adalah memberikan makan agar anak-anak Indonesia itu gizinya cukup. Kalau gizinya cukup, fisik oke, otak cerdas. Kita harapkan rata-rata IQ anak Indonesia bisa 120. Baru kita bisa bersaing," ujar Zulhas.

Ia menambahkan pemerintah kini juga memperluas pembangunan sektor pangan dan protein untuk memperkuat kemandirian nasional di bidang gizi dan produksi pangan.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |