10 Menteri-Politikus Malaysia Kena Dugaan Pemerasan Video Porno AI

3 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Malaysia tengah menyelidiki laporan dugaan pemerasan terhadap sejumlah politikus melalui video pornografi palsu yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI) deepfake.

Sedikitnya 10 politikus, termasuk Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil, menerima surel berisi ancaman akan menyebarkan video tidak senonoh hasil rekayasa AI yang menampilkan wajah mereka, kecuali mereka membayar sebesar US$100.000 (Rp1,6 miliar).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Minggu (14/9), Fahmi menyampaikan para anggota parlemen yang menjadi target ancaman tersebut antara lain mantan Menteri Ekonomi sekaligus Anggota Parlemen Pandan, Rafizi Ramli; Anggota Parlemen Subang, Wong Chen; Anggota Parlemen Sungai Petani, Taufiq Johari; serta Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Adam Adli.

Selain itu, dikutip Channel NewsAsia, anggota Majelis Eksekutif Selangor Najwan Halimi dan Fahmi Ngah, Senator Manolan Mohamad, serta anggota dewan negeri Kulim Wong Chia Zen juga menerima ancaman serupa.

Media lokal melaporkan bahwa Wakil Menteri Perladangan dan Komoditas Chan Foong Hin, Anggota Parlemen Tasek Gelugor Wan Saifal Wan Jan, serta Anggota Parlemen Bangi Syahredzan Johan turut menjadi target dugaan pemerasan ini.

Menurut Rafizi dan Wong, surel yang mereka terima pada Jumat juga menyertakan kode QR untuk melakukan transfer dana.

Sementara itu, Fahmi menuturkan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa isi surel hampir identik, menggunakan tangkapan layar yang sama, dan diyakini berasal dari alamat email yang serupa.

Ia menegaskan pemerintah memandang kasus ini dengan sangat serius, dan telah menginstruksikan MCMC untuk bekerja sama erat dengan polisi guna mengungkap pelaku ancaman surel, yang diketahui dikirim melalui Gmail.

Dalam unggahan di Facebook, Fahmi turut membagikan tangkapan layar surel yang ia terima pada 12 September, yang tampak berasal dari alamat Gmail.

Ia menyebut pihaknya juga akan meminta bantuan Google untuk mengidentifikasi pelaku yang membuat sekaligus mengirim surel tersebut.

Direktur Departemen Investigasi Kriminal Bukit Aman, M Kumar, menyatakan sejauh ini sudah ada empat laporan polisi yang masuk.

Menurutnya, laporan pertama diajukan oleh Wong Chen pada 12 September, sebagaimana dilaporkan kantor berita Bernama.

Pengirim surel mengancam jika gagal membayar tebusan dalam waktu tiga hari, akan berujung pada penyebaran video pornografi palsu menggunakan wajahnya di media sosial.

Setelah itu, Senator Nelson W Angang, anggota dewan negeri Kulim Wong, dan anggota parlemen Sungai Petani Taufiq Johari juga melapor dengan pola ancaman serupa.

"Polisi Diraja Malaysia menindaklanjuti laporan-laporan ini dengan sangat serius," tegas Kumar, seperti dikutip media setempat.

"Kami akan mengambil tindakan tegas, menyeluruh, dan tanpa kompromi terhadap pihak mana pun yang terlibat dalam pembuatan, distribusi, maupun penggunaan materi semacam ini."

Seluruh laporan pemerasan ini, lanjut Kumar, diselidiki berdasarkan Pasal 385 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pemerasan, serta Pasal 233 Undang-Undang Komunikasi dan Multimedia 1998 mengenai penyalahgunaan fasilitas atau layanan jaringan.

Jika terbukti melanggar Pasal 385, pelaku dapat diancam hukuman penjara hingga tujuh tahun, denda, hukuman cambuk, atau kombinasi dari ketiganya. Sementara itu, pelanggaran Pasal 233 dapat dikenai denda maksimal 500 ribu ringgit dan hukuman penjara hingga dua tahun.

Kumar menambahkan, polisi bekerja sama dengan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) untuk melacak pengirim surel serta informasi relevan lain guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |