Jakarta, CNN Indonesia --
Duka mendalam menyelimuti keluarga jurnalis senior Najwa Shihab. Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, meninggal dunia pada Selasa (20/5) di RS PON, Jakarta.
Ibrahim Sjarief meninggal dunia setelah mengalami pecah pembuluh darah di otak atau yang secara medis dikenal sebagai stroke hemoragik. Nama terakhir merupakan jenis stroke yang paling mematikan dan datang secara tiba-tiba.
Apa itu stroke hemoragik?
Melansir laman Cleveland Clinic, stroke hemoragik adalah kondisi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan pendarahan ke jaringan otak di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan stroke iskemik yang disebabkan oleh sumbatan. Stroke hemoragik justru dipicu oleh kebocoran darah dari pembuluh yang pecah.
Akibatnya, tekanan dalam otak meningkat, merusak jaringan, dan mengganggu fungsi vital tubuh.
Kondisi ini sering kali datang secara tiba-tiba. Dalam banyak kasus, penderita tak sempat mendapatkan pertolongan medis tepat waktu.
Jika pun tertolong, dampaknya bisa berupa kecacatan permanen atau kehilangan kesadaran yang berkepanjangan.
Penyebab pecah pembuluh darah di otak
Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak. Berikut di antaranya.
1. Hipertensi kronis (tekanan darah tinggi)
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menjadi pemicu utama. Dinding pembuluh darah yang terus-menerus mendapat tekanan lama-lama bisa melemah dan pecah.
2. Aneurisma otak
Ilustrasi. Aneurisma, salah satu penyebab pecah pembuluh darah. (Istockphoto/Cecilie_Arcurs)
Aneurisma terjadi ketika dinding pembuluh darah menonjol dan melemah. Jika dibiarkan, bagian ini dapat pecah dan menyebabkan perdarahan besar di dalam otak.
3. Cedera kepala
Benturan keras, misalnya akibat kecelakaan atau jatuh, dapat merobek pembuluh darah, terutama pada lansia atau penderita dengan kondisi pembuluh darah rapuh.
4. Kelainan bawaan (AVM - Arteriovenous Malformation)
AVM adalah kelainan bawaan di mana terjadi hubungan abnormal antara arteri dan vena. AVM dapat pecah sewaktu-waktu dan sering kali tidak menunjukkan gejala sebelumnya.
5. Gangguan pembekuan darah
Penderita hemofilia atau mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah memiliki risiko tinggi mengalami perdarahan, termasuk di otak. Perdarahan bahkan bisa terjadi akibat cedera kecil.
6. Tumor otak
Beberapa jenis tumor bisa merusak pembuluh darah di sekitarnya. Bila tekanan dari tumor meningkat, maka pembuluh darah bisa pecah.
7. Aterosklerosis dan kolesterol tinggi
Penumpukan plak di dinding pembuluh darah menyebabkan arteri menjadi kaku dan sempit. Dalam kondisi tekanan darah tinggi, dinding yang lemah bisa pecah.
8. Stres kronis
Stres berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat kerusakan dinding pembuluh darah, apalagi jika disertai pola hidup tidak sehat.
(tis/asr)