Fahmi Firdaus
, Jurnalis-Sabtu, 21 Juni 2025 |07:23 WIB
Akhir Hayat Bung Karno Putra Sang Fajar: Aku Ingin Ditembak Saja!
JAKARTA - Soekarno meninggal pada 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, atau tepat 55 tahun silam. Putra Sang Fajar tutup usia pagi hari pukul 07.07 WIB, di ruang perawatan RSPAD karena komplikasi ginjal, gagal jantung, sesak napas dan reumatik.
Sebelum dirawat di RSPAD, Bung Karno dikucilkan dan dilarang menginjakkan kaki di Jakarta. Ia tinggal di Istana Bogor, kemudian pindah ke Istana Batu Tulis.
Saat itu Soekarno memohon kepada Soeharto agar diizinkan kembali ke Jakarta melalui putrinya, Rachmawati. Setelah mendapat izin, ia lalu dibawa ke Wisma Yaso dengan status tahanan dengan pengamanan yang sangat ketat.
Pada akhir tahun 1966, sebelum berhenti sebagai menteri dan dokter pribadi Presiden, dokter Soeharto menjenguk Bung Karno di Wisma Yaso. Kesehatan Bung Karno diperiksa.
Kepada Kolonel CPM Maulwi Saelan, dokter Soeharto mengatakan kesehatan Sang Proklamator sangat menurun. Produksi kristal dan batu tercatat lebih banyak dan tekanan darah yang biasanya rendah, cenderung meningkat. Selain masalah fungsi ginjal, juga muncul gejala komplikasi penyakit lain.
“Diperkirakan ginjal kanan berfungsi hanya 25-50%,” kata dokter Soeharto seperti ditulis Maulwi Saelan dalam buku “Mengutip Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa, Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66”.
Saat bertemu Bung Karno di akhir tahun 1966 itu, dokter Soeharto menyarankan mantan Presiden pertama RI itu untuk dirawat di rumah sakit.
“Apakah tidak lebih baik dirawat di rumah sakit saja?,”tanya dokter Soeharto.
Soekarno menjawab, “Ik heb niets te willen, dat moeten de behandelendt doktoren maar uitmaken. Saya tidak boleh keinginan apa-apa, seharusnya dokter-dokter yang menangani yang memutuskan”.