Alasan Taiwan Perlu Diundang ke WHO, Salah Satunya Buka Gerbang Kesehatan Global

5 hours ago 3

Alasan Taiwan Perlu Diundang ke WHO, Salah Satunya Buka Gerbang Kesehatan Global

Alasan Taiwan Perlu Diundang ke WHO, Salah Satunya Buka Gerbang Kesehatan Global

JAKARTA - Dalam lanskap global yang kian rentan terhadap krisis kesehatan lintas batas, mengecualikan Taiwan dari sistem kesehatan dunia seperti WHO bukan hanya keputusan politis, melainkan ancaman nyata bagi kesiapan kita menghadapi pandemi berikutnya.

Hal ini seiring dengan dunia menghadapi tantangan yang kian kompleks, mulai dari perubahan iklim, wabah penyakit menular, hingga ketimpangan akses layanan kesehatan, kolaborasi global bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. 

Namun ironisnya, menurut catatan Bruce Hung, Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO), ada satu faktor penting dengan pengalaman dan kapabilitas kesehatan publik yang mumpuni justru terus tersisih dari percaturan resmi kesehatan global, yakni Taiwan.

Batas Negara Tak Berlaku bagi Virus, Lalu Mengapa Berlaku bagi Solidaritas Kesehatan?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai badan kesehatan terpenting di dunia, memiliki mandat untuk menjamin hak kesehatan bagi seluruh umat manusia. Namun realitas politik internasional justru menghambat prinsip inklusivitas ini. 

Taiwan, dengan populasi lebih dari 23 juta jiwa dan sistem kesehatan yang terbukti efektif, telah lama dikecualikan dari partisipasi penuh dalam WHO dan Majelis Kesehatan Dunia (WHA), hanya karena tekanan politik dari Tiongkok.

Perlu dicatat, tidak ada satu pun resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang secara eksplisit menyatakan Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok ataupun memberi mandat kepada Beijing untuk mewakili Taiwan di forum kesehatan global. 

Pengecualian ini bukan hanya menafikan hak kesehatan masyarakat Taiwan, tetapi juga menciptakan lubang dalam jaringan keamanan kesehatan global.

Dampaknya Bukan Hanya bagi Taiwan, Indonesia Juga Terpengaruh

Hubungan antara Indonesia dan Taiwan bukan hubungan yang kasat mata. Dengan lebih dari 400.000 warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di Taiwan, serta 20.000 warga Taiwan bermukim dan berbisnis di Indonesia, keterkaitan kesehatan antarnegara tidak terhindarkan. 

Ketika Taiwan dikesampingkan dari sistem informasi WHO, maka WNI di Taiwan juga turut kehilangan akses terhadap informasi kritis, terutama dalam masa darurat kesehatan.

Kerja sama nyata di bidang kesehatan sudah berjalan. Rumah sakit Taiwan seperti National Taiwan University Hospital dan Far Eastern Memorial Hospital telah menjalin kolaborasi dengan institusi medis Indonesia dalam pelatihan tenaga medis, pertukaran akademisi, dan riset klinis. 

Bahkan, Taiwan juga siap berbagi teknologi seperti perawatan medis cerdas dan penggunaan kecerdasan buatan dalam layanan kesehatan, bidang yang sejalan dengan upaya digitalisasi medis Indonesia sejak 2022.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |