Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan pasokan pangan untuk wilayah Aceh dan sejumlah daerah di Sumatera tetap aman meski akses darat terputus akibat banjir besar yang melanda sejak akhir November.
"Kami koordinasi (dengan) Pak Mendagri (Tito Karnavian) langsung dan tidak akan ada kekurangan pangan. Kami jamin itu," kata Amran dalam konferensi pers di Kementan, Jakarta Selatan, Selasa (2/12).
Selain menerima laporan harga beras ukuran 15 kilogram yang disebut mencapai Rp500 ribu di Aceh Tengah, Amran menyampaikan pihaknya langsung bergerak mengecek kondisi di lapangan dan menyalurkan beras tambahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan beras yang digelontorkan berasal dari cadangan bencana, yang dapat langsung digunakan tanpa menunggu administrasi ketika situasi darurat berlangsung.
"Ada yang minta (ke kami) 100 ton (beras). Ada minta 50 (ton). Kami langsung keluarkan sekarang. Kami telepon, suratnya menyusul. Kenapa? Ini darurat," ujar Amran.
Menurutnya, koordinasi dilakukan dengan kementerian dan lembaga terkait hingga pemerintah daerah, dan tim Kementan sudah berada di titik-titik terdampak.
Untuk memperkuat suplai, Amran menyebut pemerintah telah mengirim 40 ribu ton beras serta ribuan ton minyak goreng, baik melalui skema reguler maupun bantuan langsung, ke wilayah Aceh dan Sumatera yang terdampak banjir.
Selain itu, bantuan kemanusiaan senilai sekitar Rp75 miliar yang berhasil dihimpun Kementan dan mitra usaha juga siap dikirim secara bertahap.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kementan, bantuan pangan yang akan dikirim mencakup volume yang sangat besar, antara lain 605 ribu liter minyak goreng, lebih dari 21 ribu kilogram beras, 15 ribu obat-obatan, 14 ribu diapers, ribuan dus susu, ribuan kilogram gula dan biskuit, serta air mineral, mie instan, dan kebutuhan pokok lainnya.
Bantuan ini dikumpulkan dari Kementan, pelaku usaha sektor pertanian, hingga pegawai yang ikut berdonasi.
Amran mengatakan tantangan terbesar saat ini adalah akses distribusi karena banyak jalur darat terputus. Karena itu, pengiriman melalui udara disiapkan sebagai prioritas.
"Nah ini nanti kami koordinasi (dengan) Angkatan Udara TNI supaya ini diberangkatkan. Kita berangkatkan lewat udara," ujarnya.
Ia menegaskan komunikasi dengan kepala daerah dilakukan 24 jam untuk memastikan suplai tetap berjalan meski jalur darat lumpuh. Amran juga memastikan cadangan beras mencukupi dan telah tersebar di titik-titik gudang Bulog di Sumatera, Aceh, dan Padang.
"Beras tidak boleh kosong, beras kita banyak," ujarnya.
Banjir dan longsor hebat melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November, menewaskan 447 orang dan memutus banyak jalur distribusi bahan pokok.
Di Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Gayo Lues hingga Aceh Singkil, ribuan warga terisolir total karena jalan dan jembatan putus, membuat logistik tidak bisa masuk dan stok pangan hanya bertahan satu hingga dua hari.
Situasi ini memicu lonjakan harga pangan. Di Banda Aceh dan Aceh Besar, telur langka karena suplai dari Sumatera Utara tidak dapat masuk. Di sisi lain, harga cabai merah melonjak sampai Rp250 ribu per kilogram, sementara bawang bombai mencapai Rp40 ribu dan bawang merah Rp50 ribu per kilogram.
Para pedagang mengaku suplai dari sentra produksi terhenti akibat jalur transportasi terputus. Di Medan, harga cabai juga melonjak hingga Rp100 ribu per kilogram, dipicu banjir yang merendam sentra produksi dan putusnya akses masuk ke Aceh.
Warga dan pemerintah daerah melaporkan situasi logistik semakin darurat, dengan beberapa upaya pengiriman bantuan menggunakan helikopter gagal mendarat karena cuaca buruk dan akses yang tertutup.
Sebagian warga di titik pengungsian bahkan mengkhawatirkan potensi kematian akibat kelaparan apabila suplai tidak segera masuk.
(del/agt)

1 hour ago
1
















































