Jakarta, CNN Indonesia --
Apa benar kandungan protein daging kambing lebih tinggi dibandingkan jenis daging lainnya? Pertanyaan ini kerap muncul di benak para pencinta daging merah, terutama saat perayaan Iduladha seperti saat ini. Simak faktanya!
Daging kambing memang jadi salah satu daging yang banyak diolah selama Iduladha, lantaran sangat identik dengan perayaan kurban. Terlepas dari aroma khasnya, daging kambing punya banyak penggemar.
Seperti daging-daging lain, daging kambing juga merupakan sumber protein yang baik buat tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa benar kandungan protein daging kambing lebih tinggi daripada jenis daging lain?
Melansir WebMD, dalam satu porsi ukuran 100 gram daging kambing yang dimasak tanpa lemak berlebih, terkandung sekitar 25-26 persen protein. Artinya, dalam setiap 3 ons (sekitar 85 gram), Anda akan mendapatkan kurang lebih 15 gram protein, hampir sepertiga dari kebutuhan harian orang dewasa.
Angka kandungan protein ini serupa dengan daging sapi. Melansir dari Healthline, sebanyak 100 gram daging sapi mengandung sekitar 26 gram protein.
Kaya nutrisi penting
Tak hanya soal protein, daging kambing juga menyimpan banyak manfaat lain. Daging ini mengandung zat besi dalam bentuk heme-iron yang mudah diserap tubuh, serta vitamin B12, seng, selenium, dan niacin.
Semua nutrisi tersebut penting untuk mendukung sistem imun, menjaga kesehatan darah, mengatur kolesterol, hingga memperkuat tulang.
Berbeda dengan anggapan bahwa semua lemak hewani itu buruk, daging kambing justru mengandung lemak sehat seperti, lemak tak jenuh tunggal yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Lemak ini juga mengandung vitamin E yang bertindak sebagai antioksidan alami.
Konsumsi rutin daging kambing dapat membantu menjaga massa otot, terutama pada orang tua, dan meningkatkan performa fisik.
Kandungan beta-alanin dalam daging kambing berperan dalam produksi carnosine di otot, yang berfungsi mengurangi kelelahan dan meningkatkan daya tahan saat berolahraga.
Bagi Anda yang menjalani diet vegetarian atau vegan, risiko kekurangan beta-alanin dan zat besi akan lebih tinggi, yang berpotensi menyebabkan anemia atau kelelahan kronis.
Oleh karena itu, daging kambing bisa menjadi solusi alami untuk mencegah kekurangan zat besi dan meningkatkan energi.
Risiko dan cara konsumsi yang aman
Ilustrasi. Apa benar kandungan protein daging kambing lebih tinggi dibanding daging lain? Faktanya, kandungan protein daging kambing serupa dengan daging sapi dalam takaran yang sama. (Natasha Riyandani)
Meski kandungan nutrisinya mengesankan, konsumsi daging kambing tetap harus diperhatikan.
Daging merah, termasuk kambing, telah dikaitkan dengan risiko kanker usus besar jika dikonsumsi dalam jumlah besar, terutama jika dimasak dengan suhu sangat tinggi seperti dipanggang atau digoreng terlalu lama.
Namun menukil Healthline, risiko ini dapat dikurangi dengan cara memasak yang lebih sehat, seperti merebus atau mengukus, serta dengan tidak mengonsumsi daging secara berlebihan.
Perlu dicatat, tidak ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan bahwa konsumsi moderat daging kambing akan langsung menyebabkan penyakit jantung atau kanker.
Di tengah banyaknya pilihan sumber protein hewani, apa benar kandungan protein daging kambing lebih tinggi menjadi pertanyaan yang sangat relevan.
Jawabannya, ya, dengan kandungan protein tinggi, asam amino lengkap, serta berbagai vitamin dan mineral penting, daging kambing layak menjadi pilihan utama untuk mendukung gaya hidup sehat Anda.
Semua ini tentu dengan syarat, asalkan dikonsumsi secara seimbang dan dimasak dengan metode yang tepat. Maka, daging kambing dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang mendukung energi, kekuatan, dan ketahanan tubuh.
(tis/els)