Bank-Bank Ubah Strategi Pembiayaan Gegara Tarif Impor AS pada Indonesia. (Foto: Okezone.com)
JAKARTA - Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta bakal mengubah arah strategi pembiayaan korporasi menyikapi pemberlakuan tarif impor baru oleh Amerika Serikat (AS). Fokus kini tertuju pada sektor-sektor yang dianggap memiliki daya tahan kuat terhadap tekanan eksternal dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.
Bank Indonesia (BI) mencatat hingga akhir 2024 telah menyalurkan insentif likuiditas sebesar Rp256,5 triliun ke sektor prioritas. Dana tersebut dialokasikan untuk sektor hilirisasi mineral, pangan, perumahan rakyat, otomotif, serta pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Langkah ini kami ambil untuk mendukung agenda transformasi ekonomi nasional, terutama dalam memperkuat sektor-sektor produktif dan berorientasi ekspor,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Minggu (6/4/2025).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi salah satu bank pelat merah yang menjaga kualitas portofolio kreditnya dengan selektif memilih sektor-sektor berisiko rendah. Dalam strategi ekspansi kredit, Bank Mandiri tetap fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian & perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah.
Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama Bank Mandiri dengan pertumbuhan mencapai 25,5 persen secara YoY menjadi Rp913,3 triliun pada akhir tahun 2024.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menegaskan, langkah strategis ini menjadi bagian dari upaya perseroan dalam menjangkau sektor potensial yang masih dapat dimaksimalkan, terutama dari sisi penyaluran kredit di berbagai wilayah Indonesia.
Hingga akhir tahun 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp1.670,55 triliun naik 19,5 persen secara year on year (YoY), dengan pertumbuhan yang tetap solid di beberapa segmen utama. Kredit wholesale yang menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.
Pertumbuhan kredit dan tabungan Bank Mandiri, lanjut Darmawan, tersebar merata di berbagai daerah Indonesia yang menjadi bagian dari komitmen kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata di seluruh Indonesia,” kata Darmawan.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melaporkan penyaluran kredit ke sektor infrastruktur mencapai Rp55,5 triliun pada 2024 atau 9 persen dari total portofolio, dengan NPL hanya 0,8 persen.