Bikin Heboh, Trump Sebut Iran Mau 'Duduk Bareng' AS Bahas Nuklir

7 hours ago 2

CNN Indonesia

Selasa, 08 Apr 2025 07:36 WIB

Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memulai pembicaraan langsung dengan Iran terkait program nuklirnya pada Sabtu (12/4) mendatang. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memulai pembicaraan langsung dengan Iran terkait program nuklirnya pada Sabtu (12/4) mendatang. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memulai pembicaraan langsung dengan Iran terkait program nuklirnya pada Sabtu (12/4) mendatang.

Pengumuman mengejutkan ini diutarakan Trump saat menjamu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih pada Senin (7/4).

Trump menyampaikan harapannya agar pembicaraan langka dengan Iran ini dapat membuahkan hasil kesepakatan dengan Teheran. Ia juga memperingatkan Iran akan berada dalam "bahaya besar" jika pembicaraan tersebut gagal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sedang berurusan dengan pihak Iran. Kami memiliki pertemuan besar pada hari Sabtu, dan kami akan berbicara langsung dengan mereka," ujar Trump kepada para wartawan seperti dikutip AFP.

Trump tidak menyebutkan lokasi pembicaraan tersebut, namun menegaskan bahwa pertemuan AS-Iran ini tidak akan melibatkan perwakilan atau pihak ketiga dan akan berlangsung di level yang "hampir tertinggi".

"Saya pikir jika pembicaraan ini tidak berhasil, Iran akan berada dalam bahaya besar. Saya benci mengatakannya, tapi benar-benar dalam bahaya, karena mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir," ujar Trump.

Pengumuman mengejutkan ini datang sehari setelah Iran menolak negosiasi langsung terkait kesepakatan baru untuk membatasi program nuklir negara tersebut, menyebut gagasan itu tidak berguna.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi membeberkan bahwa "pembicaraan tidak langsung tingkat tinggi" dengan AS ini akan berlangsung di Oman. 

"Iran dan Amerika Serikat akan bertemu di Oman pada hari Sabtu dalam pembicaraan tidak langsung tingkat tinggi," kata Araghchi melalui platform media sosial X.

"Ini sekaligus menjadi sebuah peluang dan ujian. Kini bola ada di tangan Amerika," paparnya menambahkan.

Eskalasi ketegangan antara Iran dan AS kembali meningkat setelah Trump, dalam periode pertamanya sebagai presiden, menarik AS dari kesepakatan nuklir dengan Teheran pada 2018. 

Sejak itu, spekulasi luas bermunculan bahwa Israel, mungkin dengan dukungan AS, akan menyerang fasilitas nuklir Iran jika kesepakatan baru tak tercapai.

(afp/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |