CNN Indonesia
Jumat, 01 Agu 2025 14:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti mahalnya biaya pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA yang ikut menyumbang inflasi Juli 2025.
Tercatat, inflasi bulanan sebesar 0,30 persen, tahunan 2,37 persen (yoy) dan tahun berjalan 1,69 persen (ytd).
"Penyebab terjadinya inflasi, khususnya pendidikan, dipengaruhi oleh banyak faktor. Kenaikan tarif biaya sekolah ini dimulai dari Juli (2025), sesuai dengan dimulainya tahun ajaran baru," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Konferensi Pers BPS, Jumat (1/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penghitungan inflasi pendidikan dihitung dari berbagai level, baik sekolah negeri maupun swasta," sambungnya.
Kelompok pendidikan tercatat mengalami inflasi sebesar 0,82 persen pada Juli 2025. Adapun andilnya terhadap inflasi adalah 0,05 persen.
Rinciannya, sumbangan inflasi biaya pendidikan SD adalah 0,02 persen. Sedangkan biaya SMP, SMA, hingga bimbingan belajar (bimbel) memiliki andil 0,01 persen terhadap inflasi month to month (mtm).
Pudji mengatakan inflasi pendidikan berpotensi berlanjut pada Agustus, bahkan hingga September di tahun berjalan.
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkomentar soal mahalnya biaya pendidikan yang berdampak pada inflasi Indonesia.
"Inflasi kan sebenarnya bagus, menunjukkan demand konsumennya kuat," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat.
"Ya ini kan awal anak-anak sekolah, jadi pasti juga menaikkan terkait dengan spending dari mereka untuk pendidikan," sambungnya.
(skt/sfr)