BSI Jadwalkan RUPSLB dan Ungkap Prosedur Kehadiran Pemegang Saham

1 hour ago 1

BSI | CNN Indonesia

Selasa, 02 Des 2025 17:48 WIB

BSI akan menggelar RUPSLB pada 22 Desember, pemegang saham dapat mengusulkan agenda hingga 21 November dan berpartisipasi secara elektronik. Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyampaikan rencana penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (22/12). 

Informasi tersebut tercantum dalam keterbukaan yang dirilis pada Kamis (13/11). Sementara pemanggilan resmi dipublikasikan pada Senin (28/11) melalui situs Bursa Efek Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan laman resmi perseroan.

Pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Minggu (27/11) pukul 16.15 WIB berhak hadir dan memberikan suara dalam rapat. Perseroan juga membuka kesempatan bagi pemegang saham untuk mengusulkan mata acara rapat hingga Jumat (21/11) pukul 16.00 WIB, sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan POJK No.15/POJK.04/2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksanaan RUPSLB akan dilakukan secara elektronik melalui sistem eASY.KSEI, mengikuti ketentuan POJK No.14 Tahun 2025 mengenai pelaksanaan e-RUPS. Pemegang saham dapat menggunakan fasilitas e-proxy dan e-voting mulai 28 November hingga 19 Desember 2025 pukul 12.00 WIB.

Menjelang RUPSLB, BSI mencatat kinerja keuangan yang stabil hingga kuartal III 2025. Laba bersih mencapai sekitar Rp5,57 triliun, meningkat 9,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Total aset tumbuh menjadi Rp416,56 triliun, naik dari Rp408,61 triliun pada akhir 2024. Dana Pihak Ketiga juga mencatat pertumbuhan 15,66 persen menjadi sekitar Rp348 triliun, sejalan dengan peningkatan aktivitas transaksi dan preferensi nasabah terhadap layanan digital.

Pembiayaan yang disalurkan mencapai sekitar Rp300 triliun, tumbuh 12,65 persen secara tahunan. Kualitas pembiayaan menunjukkan perbaikan, dengan NPF gross turun ke posisi 1,84 persen. 

Pendapatan berbasis bagi hasil meningkat menjadi Rp7,45 triliun, sementara pendapatan jual beli mencapai Rp10,94 triliun. 

Peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan berkelanjutan pada segmen ritel, wholesale, serta kontribusi bisnis emas dan layanan haji yang menjadi salah satu penggerak utama pembiayaan konsumer.

(rir)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |