Daftar 12 Perusahaan Indonesia yang Masuk Top 2000 Forbes 2025

5 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 12 perusahaan asal Indonesia masuk dalam daftar Forbes Global 2000 2025.

Daftar tersebut memeringkat perusahaan publik terbesar di dunia berdasarkan gabungan empat indikator, yakni pendapatan, laba bersih, total aset, dan kapitalisasi pasar.

Pemeringkatan ini disusun Forbes berdasarkan data keuangan terbaru selama 12 bulan terakhir hingga 25 April 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, 2.000 perusahaan dalam daftar ini mencatat total pendapatan senilai US$52,9 triliun atau Rp865.655,60 triliun (asumsi kurs Rp16.364 per dolar AS), laba US$4,9 triliun atau Rp80.183,66 triliun, aset US$242,2 triliun, dan nilai pasar US$91,3 triliun.

Adapun seluruhnya merupakan rekor tertinggi sejak daftar ini pertama kali dibuat 23 tahun lalu.

Perusahaan-perusahaan dari Indonesia didominasi oleh sektor perbankan dan tambang, namun juga mencakup sektor telekomunikasi, jasa bisnis, petrokimia, dan properti.

Tiga bank besar nasional, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Central Asia (BCA), menempati posisi tertinggi di antara wakil Indonesia.

Berikut adalah daftar lengkap perusahaan Indonesia yang masuk Forbes Global 2000 tahun 2025:

1. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Dari Indonesia, posisi tertinggi ditempati oleh BRI yang berada di peringkat ke-349 dunia.

Perusahaan perbankan milik negara ini mencatat pendapatan sebesar US$16,07 miliar atau setara Rp273,32 triliun dengan laba bersih mencapai US$3,8 miliar atau Rp62,19 triliun. Total aset BRI tercatat sebesar US$123,83 miliar atau Rp2.026,72 triliun.

2. Bank Mandiri

Menyusul di peringkat ke-408 adalah Bank Mandiri, juga dari sektor perbankan. Bank ini membukukan pendapatan senilai US$12,34 miliar atau Rp201,96 triliun dan laba bersih US$3,52 miliar atau Rp57,61 triliun.

Total asetnya bahkan lebih besar dari BRI, yakni US$150,82 miliar atau Rp2.468,47 triliun, dengan nilai pasar mencapai US$26,9 miliar atau Rp440,24 triliun.

3. Bank Central Asia (BCA)

BCA berada di urutan ke-482 dan mencatat pendapatan sebesar US$7,64 miliar atau Rp125,04 triliun dengan laba bersih yang hampir setara dengan Bank Mandiri, yaitu US$3,5 miliar atau Rp57,28 triliun.

Nilai aset BCA tercatat US$92,62 miliar atau Rp1.515,91 triliun, namun nilai pasarnya menonjol sebagai yang terbesar di antara bank-bank Indonesia dalam daftar ini, yakni US$62,99 miliar atau setara Rp1.030,91 triliun.

4. Telkom Indonesia

Di luar sektor perbankan, Telkom Indonesia menempati peringkat ke-1.003.

Perusahaan telekomunikasi milik negara ini meraih pendapatan sebesar US$9,46 miliar atau Rp154,83 triliun dan laba US$1,49 miliar atau Rp24,38 triliun, dengan total aset senilai US$18,62 miliar atau Rp304,69 triliun. Nilai pasarnya tercatat sebesar US$15,3 miliar atau Rp250,36 triliun.

5. Bank Negara Indonesia (BNI)

Selanjutnya ada BNI di peringkat ke-1.064. Bank ini mencatat pendapatan sebesar US$5,55 miliar atau Rp90,81 triliun, laba US$1,35 miliar atau Rp22,09 triliun, dan aset US$70,2 miliar atau Rp1.148,68 triliun, dengan nilai pasar sebesar US$9,31 miliar atau Rp152,34 triliun.

6. Bayan Resources

Dari sektor pertambangan, Bayan Resources muncul di peringkat ke-1.220. Perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar US$3,44 miliar atau Rp56,29 triliun dengan laba bersih US$921,3 juta atau Rp15,07 triliun.

Asetnya sebesar US$3,52 miliar atau Rp57,60 triliun dan nilai pasarnya cukup tinggi, yaitu US$39,51 miliar atau Rp646,64 triliun.

7. Amman Mineral Internasional

Amman Mineral Internasional, yang juga bergerak di sektor tambang, berada di peringkat ke-1.436. Pendapatan perusahaan ini sebesar US$2,67 miliar atau Rp43,69 triliun dengan laba US$641,1 juta atau Rp10,49 triliun.

Aset yang dimiliki sebesar US$11,12 miliar atau Rp181,99 triliun, dan nilai pasar mencapai US$29,62 miliar atau Rp484,77 triliun.

8. Chandra Asri Petrochemical

Dari sektor kimia, Chandra Asri Petrochemical menduduki peringkat ke-1.685.

Meski mencatat pendapatan sebesar US$1,78 miliar atau Rp29,12 triliun, perusahaan ini mengalami rugi bersih sebesar US$69 juta atau Rp1,12 triliun. Asetnya tercatat sebesar US$5,66 miliar atau Rp92,62 triliun, dan nilai pasarnya mencapai US$40,09 miliar atau Rp656,01 triliun.

9. Adaro Energy Indonesia

Adaro Energy Indonesia, perusahaan energi dan pertambangan, berada di peringkat ke-1.912.

Pendapatannya mencapai US$2,08 miliar atau Rp34,03 triliun, dengan laba US$1,38 miliar atau Rp22,58 triliun dan aset sebesar US$10,91 miliar atau Rp178,54 triliun. Nilai pasar perusahaan ini tercatat sebesar US$3,38 miliar atau Rp55,31 triliun.

10. DCI Indonesia

Menariknya, DCI Indonesia, penyedia layanan pusat data, juga masuk dalam daftar di posisi ke-1.923.

Meski skalanya lebih kecil dengan pendapatan hanya US$139 juta atau Rp2,27 triliun dan laba US$67 juta atau Rp1,09 triliun, nilai pasarnya mencapai US$23,65 miliar atau Rp386,96 triliun. Hal ini menunjukkan besarnya minat pasar terhadap sektor digital dan infrastruktur data.

11. Adaro Andalan Indonesia

Adaro Andalan Indonesia, entitas lain dari grup Adaro, berada di peringkat ke-1.986.

Pendapatannya lebih besar dari induknya, yakni US$5,32 miliar atau Rp87,06 triliun, dengan laba sebesar US$1,21 miliar atau Rp19,80 triliun, aset senilai US$5,99 miliar atau setara Rp98,02 triliun, dan nilai pasar sebesar US$3,27 miliar atau Rp53,50 triliun.

12. Lippo Karawaci

Terakhir, Lippo Karawaci, perusahaan properti dan konstruksi, berada di posisi ke-1.998.

Meskipun pendapatannya hanya sebesar US$716 juta atau Rp11,71 triliun, perusahaan ini mencatat laba cukup besar yakni US$1,18 miliar atau setara Rp19,30 triliun, dengan aset US$3,34 miliar atau Rp54,65 triliun dan nilai pasar US$366 juta atau Rp5,98 triliun.

[Gambas:Video CNN]

(del/agt)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |