Disukai Anak, Ahli Gizi di NTT Masukkan Pangan Lokal ke Menu MBG

1 day ago 10

Jakarta, CNN Indonesia --

Di balik kehadiran dapur pelayanan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, ada sosok Albertina Susana Momo, ahli gizi lokal yang sehari-hari memastikan setiap porsi makanan yang disajikan memenuhi standar gizi nasional.

Menu yang disajikan pun tak melulu bergantung pada bahan makanan luar. Justru sebaliknya, dapur MBG Tambolaka dikenal luas karena pemanfaatan bahan lokal seperti jagung manis, yang ternyata sangat disukai anak-anak.

"Kalau bahan makanan lokalnya sendiri kami di sini menggunakan bahan makanan lokal jagung. Di situ, jagung itu kandungan gizinya ada karbohidrat, ada juga serat, protein, terus ada juga kalsium di dalamnya, yang terkandung di dalamnya, ada juga vitamin," ujar Albertina dalam wawancara di SPPG Tambolaka saat ditemui di Sumba Barat Daya, baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Albertina, respons anak-anak terhadap menu jagung sangat positif. Selain rasanya manis, variasi penyajian yang berbeda dari kebiasaan di rumah membuat mereka lebih lahap menyantapnya.

"Untuk respons sendiri dari anak-anak mereka suka karena jagungnya itu manis, bukan sepat, terus jarang juga di orang tua mereka buat sayur itu campur jagung. Jadi, ketika kita bervariasi di dapur, anak-anak itu suka dengan menu ini karena jagung ini termasuk jagung yang manis, kita pake adalah jagung manis," paparnya.

Tak hanya jagung, menu harian dapur MBG mencakup sumber gizi lengkap, seperti beras sebagai karbohidrat utama, ayam, telur, ikan sebagai protein hewani, tempe dan tahu sebagai protein nabati, serta sayuran lokal seperti buncis, wortel, dan kacang panjang.

Dengan pendekatan gizi seimbang dan berbasis lokal ini, dapur MBG bukan hanya memberi makan, tetapi juga mengedukasi. Albertina menyampaikan, pola konsumsi yang terbentuk dari dapur MBG bisa jadi panutan bagi rumah tangga.

"Semoga dengan ini juga, orang tua lebih membuka pola pikir mereka, di mana mereka 'oh, ternyata makanan yang baik untuk anak saya itu seperti ini dan seperti itu'," ujar Albertina.

Kegiatan dapur MBG di Tambolaka turut membuka lapangan kerja dengan melibatkan masyarakat luas. Para petani lokal hingga ibu rumah tangga kini terlibat dalam produksi dan distribusi makanan MBG.

Menurut Albertina, selain menekan angka stunting, program ini juga memberdayakan masyarakat melalui pembukaan lapangan kerja.

"Kesan dan pesan saya, semoga kegiatan ini program dari Pak Presiden ini berlangsung karena sangat banyak dampak positif yang kita dapat, contohnya juga buat kami tenaga gizi yang masih menganggur, terus akuntansi yang masih menganggur, untuk masyarakat yang luas contohnya untuk ibu-ibu mereka yang belum ada pekerjaan, jadi mereka bisa bekerja di dapur," tuturnya.

Pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir dalam program MBG di Tambolaka menjadi contoh konkret bahwa kebijakan pangan bisa menyatu dengan misi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |