Fenomena Unik Matahari Kembar 3 di China, Ini Penjelasan Pakar

4 hours ago 1

CNN Indonesia

Sabtu, 06 Des 2025 08:30 WIB

Fenomena langka 'Sun Dogs' terlihat di Mongolia Dalam, China, pada 1 Desember. Matahari tampak memiliki dua kembaran, menciptakan pemandangan menakjubkan. Fenomena langka 'Sun Dogs' terlihat di Mongolia Dalam, China, pada 1 Desember. Matahari tampak memiliki dua kembaran, menciptakan pemandangan menakjubkan. (Foto: Gopherboy6956 via Wikimedia Commons)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah fenomena unik terjadi di langit Wilayah Mongolia Dalam, China, pada Senin (1/12). Fenomena tersebut menampilkan seolah-olah Matahari tampak ada tiga.

Ternyata itu merupakan fenomena optik atmosfer langka yang dikenal sebagai sun dogs, ketika Matahari terlihat seolah-olah memiliki dua kembaran lain di atas langit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir Reuters, fenomena ini terjadi di Kota Ergun, Mongolia Dalam, China, yang berada di wilayah lintang tinggi dan selalu dingin pada musim dingin.

Sun dogs merupakan fenomena optik atmosfer yang muncul di langit berupa bintik-bintik bercahaya pada sudut 22° di kedua sisi Matahari dan pada ketinggian yang sama dengan pusat Tata Surya itu.

Menurut Britannica, saat fenomena itu terjadi, tepi yang paling dekat dengan Matahari akan tampak kemerahan. Warna lain kadang-kadang terlihat, tetapi lebih sering bagian luar dari setiap bintik tampak putih.

Sun dogs terjadi ketika Matahari atau Bulan bersinar melalui awan cirrus tipis yang terdiri dari kristal es heksagonal yang jatuh dengan sumbu utamanya vertikal, berbeda dengan fenomena halo yang terjadi ketika sumbu utama kristal es tersusun secara acak dalam bidang yang tegak lurus terhadap sinar Matahari atau Bulan.

Ujung merah spektrum, yang paling sedikit dibengkokkan, muncul di bagian dalam, sedangkan ujung biru, jika terlihat, muncul di bagian luar. Sun dogs paling sering muncul pada musim dingin di daerah lintang tengah.

Fenomena sun dogs lazim terjadi saat perbedaan kontras kondisi hujan dan panas atau iklim yang dingin dan cukup lembap. Khususnya, pada suatu tempat dengan awan-awan tinggi jenis cirrus yang memiliki kristal es terdifraksi oleh cahaya matahari.

Selain kristal es pada awan cirrus dan kondisi iklim yang dingin, munculnya sun dogs disebut biasa terjadi saat matahari rendah di langit. Matahari rendah sendiri terjadi saat dekat waktu matahari terbit atau terbenam.

Peneliti Meteorologi di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Deni Septiadi menjelaskan sun dogs murni fenomena optik akibat pemantulan cahaya dan tidak terkait dengan penanda cuaca ekstrem.

"Namun demikian, keberadaan awan cirrus merupakan petunjuk adanya perubahan cuaca di atmosfer ke depannya. Meskipun dalam beberapa kasus, pertumbuhan awan cirrus yang masif dan kompleks melibatkan cuaca ekstrem," jelas Deni.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |