Rahma Anhar
, Jurnalis-Rabu, 30 Juli 2025 |09:48 WIB
Gelombang Pengangguran, Lebih Banyak Sarjana yang Nganggur Dibandingkan Lulusan SMP (Foto: Freepik)
JAKARTA – Korea Selatan menghadapi gelombang pengangguran dengan dominasi lulusan S1. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah lulusan sekolah menengah pertama yang memilih untuk tidak bekerja atau mencari pekerjaan melebihi jumlah lulusan perguruan tinggi.
Menurut data terbaru dari Statistik Korea dilansir dari Straits Times, Rabu (30/7/2025), ada 3,048 juta orang berusia 15 tahun ke atas dengan gelar sarjana atau lebih tinggi yang tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Ini sedikit melampaui 3,03 juta orang yang hanya menerima SMP.
Angka ini sangat kontras dengan sepuluh tahun lalu, di mana kesenjangan antara kedua kelompok ini mencapai lebih dari satu juta orang dengan posisi sebaliknya. Pergeseran drastis ini mengindikasikan ketidakseimbangan yang semakin lebar dalam pasar kerja Korea Selatan. Negeri Ginseng ini memang dikenal memiliki salah satu tingkat pendaftaran universitas tertinggi di dunia, namun sayangnya, pasar kerja seolah tak mampu mengimbangi lonjakan lulusan ini.
Secara statistik, banyak sarjana "menganggur". Ada yang menunggu pekerjaan yang tidak muncul, mempersiapkan ujian penting, atau bahkan memilih untuk meninggalkan pasar tenaga kerja sama sekali. Mereka dikategorikan sebagai "non-ekonomi aktif" dalam statistik, yang berarti mereka tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan secara aktif.
Di balik angka-angka ini ada kenyataan bahwa industri perekrutan sangat ketat. Sebuah survei yang dilakukan oleh Federasi Perusahaan Korea pada tahun 2025 menemukan bahwa hanya 60,8% perusahaan besar berencana untuk merekrut karyawan baru tahun ini; ini adalah angka terendah sejak tahun 2022, menunjukkan bahwa peluang kerja semakin berkurang.