Air Force One. (Foto: X)
WASHINGTON – Tawaran Qatar untuk memberikan hadiah pesawat Boeing 747-8 sebagai hadiah untuk Amerika Serikat (AS) telah menuai kontroversi dan polemik di Washingtondia. Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, Pemerintahan Presiden Donald Trump bemaksud menerima hadiah tersebut dan akan menjadikan pesawat itu sebagai Air Force One, sementara parlemen AS menyebut tawaran itu seperti sebuah skema “suap”.
Kontroversi Hadiah Pesawat Mewah USD400 Juta
Pesawat mewah seharga sekira USD400 juta (Rp6,6 triliun) itu akan menjadi salah satu hadiah paling berharga yang pernah diterima oleh pemerintah AS. Sumber yang telah mendapat pengarahan mengenai masalah ini mengatakan bahwa pesawat tersebut pada akhirnya akan disumbangkan ke perpustakaan kepresidenan Trump setelah ia meninggalkan jabatannya,
Dalam sebuah posting di situs media sosialnya Truth Social pada Minggu, (11/5/2025) malam, Trump tampaknya mengonfirmasi usulan tersebut.
"Jadi fakta bahwa Departemen Pertahanan mendapatkan HADIAH, GRATIS, berupa pesawat 747 untuk menggantikan Air Force One yang berusia 40 tahun, untuk sementara, dalam transaksi yang sangat terbuka dan transparan, sangat mengganggu kaum Demokrat Korup sehingga mereka bersikeras kita membayar, MAHAL, untuk pesawat itu," tulisnya, sebagaimana dilansir Reuters.
Di sisi lain, Partai Demokrat dan pendukung pemerintahan yang baik mengatakan bahwa tindakan Qatar memberikan hadiah seperti itu tidak etis dan mungkin inkonstitusional.
"Tidak ada yang mengatakan 'America First' seperti Air Force One, yang dipersembahkan oleh Qatar," tulis Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer di X. "Ini bukan sekadar suap, ini pengaruh asing premium dengan ruang gerak ekstra."