Hukum Mencium Hajar Aswad bagi Perempuan

5 hours ago 1

Hukum Mencium Hajar Aswad bagi Perempuan

Hukum Mencium Hajar Aswad bagi Perempuan (Okezone)

JAKARTA - Apa hukum mencium hajar aswad bagi perempuan saat menunaikan ibadah haji? Hal ini masih menjadi pertanyaan bagi sebagian orang. 

1. Hajar Aswad

Diketahui, Hajar Aswad merupakan salah satu batu mulia dalam ajaran Islam. Hajar Aswad adalah batu yang turun dari surga, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ مِنْ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ 

Artinya: Dari Ibn Abbas, ia berkata Rasulullah bersabda, Hajar Aswad turun dari surga, berwarna sangat putih daripada susu, lalu berwarna hitam akibat dosa manusia. (Sunan Tirmidzi, 308)

Hajar Aswad itu oleh Allah diserahkan kepada Nabi Ibrahim untuk diletakkan di sudut Ka’bah sebagai pertanda dan lokasi dimulainya thawaf. Sudut itu adalah sudut bagian tenggara dari Ka’bah. 

Melansir laman NU, mencium Hajar Aswad di setiap putaran tawaf merupakan sunnah bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah haji atau umrah. Syekh Zakariya al-Anshari dalam kitab Asnal Mathalib, Jilid I, halaman 480 mengatakan termasuk sunnah Nabi Muhammad SAW adalah menyentuh Hajar Aswad dengan tangannya pada tawaf pertama, kemudian menciumnya.    

ومن السنن أن يستلم الحجر الأسود بيده أول طوافه، ثم يقبله، رواه الشيخان، وللزحمة المانعة من تقبيله والسجود عليه يستلم بيده، وإن عجز عن استلامه بها فبعود، أو نحوه كَيِده، يستلم ثم يقبله. أي: ما استلم به فيهما  

Artinya; "Di antara sunnah haji adalah menyentuh Hajar Aswad dengan tangan pada tawaf pertama, kemudian menciumnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Namun, karena berdesakan yang menghalangi untuk mencium dan bersujud di atasnya, maka cukup menyentuhnya dengan tangan.  Jika tidak mampu menyentuhnya dengan tangan, maka boleh menggunakan tongkat atau benda lain untuk menyentuhnya, kemudian menciumnya. Maksudnya, apa yang digunakan untuk menyentuhnya dalam kedua keadaan tersebut (baik tangan atau benda lain) dihukumi sama,". (Lihat Syekh Zakariya al-Anshari, Asnal Mathalib, [Kairo; Darul Kitab al-Islami, tt ], Jilid I, halaman 480).    

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |