Israel Gempur Lebanon, Klaim Bunuh Bos Intel Pasukan Elite Hizbullah

7 hours ago 3

CNN Indonesia

Minggu, 29 Jun 2025 05:00 WIB

Israel mengeklaim berhasil membunuh seorang komandan sayap intelijen pasukan elite Hizbullah dalam serangan drone terbaru ke Lebanon selatan pada Sabtu (28/6). Israel mengeklaim berhasil membunuh seorang komandan sayap intelijen pasukan elite Hizbullah dalam serangan drone terbaru ke Lebanon selatan pada Sabtu (28/6). (Foto: REUTERS/Mohamed Azakir)

Jakarta, CNN Indonesia --

Israel mengeklaim berhasil membunuh seorang komandan Hizbullah dalam serangan drone terbaru ke Lebanon selatan pada Sabtu (28/6).

Menurut militer Israel (IDF), serangan drone ke Mahrouna itu menewaskan kepala intelijen salah satu batalion Radwan Force, Abbas Al Hassan Wahbi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Radwan Force merupakan pasukan elit Hizbullah.

Dikutip Times of Israel, IDF menyatakan Wahbi terlibat dalam upaya memulihkan kemampuan Hizbullah serta dalam pemindahan senjata.

Tindakannya disebut sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap kesepahaman antara Israel dan Lebanon," tambah IDF.

Dalam beberapa hari terakhir, Israel memang kembali melancarkan serangan udara ke Hizbullah di saat keduanya masih gencatan senjata. Ini juga berlangsung ketika Tel Aviv baru saja menyepakati gencatan senjata dengan Iran setelah terlibat perang selama 12 hari pada 13 Juni lalu.

Sedikitnya satu orang tewas dan 13 orang luka-luka dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan, pada Jumat (27/6).

Kantor berita pemerintah Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan militer Israel meluncurkan serangan udara yang menghantam sebuah gedung apartemen di Nabatieh.

Militer Israel dalam pernyataannya menyebut serangan itu menyasar situs bawah tanah yang digunakan kelompok milisi Hizbullah untuk sistem pertahanannya di Belfort.

Israel mengeklaim Hizbullah berupaya melanjutkan kembali operasi di sana setelah Israel melumpuhkannya di masa lalu.

Dilansir dari Al Jazeera, serangan Israel ini dilancarkan di saat Tel Aviv dan Hizbullah gencatan senjata. Kedua pihak telah gencatan senjata sejak November 2024 setelah 14 bulan terlibat konflik sengit karena solidaritas Hizbullah dengan milisi Hamas Palestina di Gaza.

Jika klaim Israel benar soal aktivitas Hizbullah, maka operasi tersebut akan melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Kendati begitu, kedua belah pihak sendiri selama beberapa bulan ini sudah melakukan sejumlah pelanggaran. Salah satunya yaitu serangan roket pada Maret 2025 yang diklaim bukan oleh Hizbullah namun dibalas oleh Israel dengan menyerang Beirut.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |