Medan, CNN Indonesia --
Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), memberikan perhatian serius terhadap krisis pertanian yang melanda petani jeruk di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Produksi buah jeruk di wilayah tersebut mengalami penurunan drastis akibat serangan hama lalat buah.
"Tapi sekarang ada persoalan yang sampai ke telinga saya yaitu produksi yang turun karena lalat buah," kata Jokowi usai menerima aspirasi petani di kawasan Liang Melas Datas (LMD), Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Jumat (16/5).
Sebagai bentuk respons cepat, Jokowi menggandeng para akademisi dan pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Universitas Sumatera Utara (USU) untuk merumuskan solusi berbasis sains. Pakar dari UGM akan fokus menangani pengendalian lalat buah, sementara USU akan membantu dalam pengembangan bibit jeruk unggulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini akan kita carikan solusinya. Saya hanya sedikit membantu dari belakang agar persoalan petani ini bisa berkurang, bisa diselesaikan dengan baik. Dan kita melibatkan juga pakar pakar yang ekspert di bidangnya. Misalnya urusan lalat buah dari UGM dan masalah bibit unggul dari USU. Dan kita kerjasama dengan pemerintah provinsi, kabupaten dan pemerintah pusat," terangnya.
Dalam kunjungannya, Jokowi juga memperkenalkan teknologi pertanian sederhana yang selama ini belum dikenal luas oleh petani setempat. Salah satu alat yang dikenalkan adalah perangkap lalat buah, yang dinilai efektif untuk mengurangi populasi hama. Ia juga mengedukasi petani tentang teknik panen yang benar, seperti penggunaan gunting agar tanaman tidak rusak.
"Kita kenalkan jebakan atau perangkap lalat buah ke petani. Petani kan belum kenal. Kita kenalkan ini loh barangnya, belinya di sini. Kemudian kita kenalkan panennya pakai gunting tidak dipetik langsung pakai tangan sehingga tanamannya rusak. Perangkap lalat ya seperti ini," urai Jokowi.
Jokowi menyebutkan serangan lalat buat bisa membuat produksi buah petani turun hingga 50 persen. Dengan menggunakan alat pembasmi lalat buah diharapkan ke depannya hasil produksi para petani semakin meningkat dan kualitasnya juga semakin baik.
"Sehingga ke depan kita harapkan produksinya semakin meningkat, kualitasnya semakin baik. Karena lalat buah itu bisa menurunkan produksi lebih dari 50 persen. Sangat gede sekali. Jangan sampai kejadian, kita kejar bersama sama. Sehingga tidak merugikan petani," ungkapnya.
Lebih jauh, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan pentingnya edukasi berkelanjutan bagi petani, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang fokus pada ketahanan pangan dan energi nasional.
"Kita akan terus menerus mengedukasi masyarakat agar kita memiliki pertanian yang baik sesuai dengan program besarnya Pak Presiden Prabowo untuk konsentrasi di pangan, konsentrasi di energi," tegasnya.
Sebagai langkah jangka panjang, Jokowi juga mendorong peningkatan kualitas hasil pertanian agar dapat menembus pasar ekspor. Ia mencontohkan kesuksesan ekspor alpukat dari Kendal dan berharap produk jeruk asal Karo bisa mengikuti jejak serupa.
"Kalau bisa memang ke depan akan diseleksi, yang gread A harganya yang lebih tinggi. Gread b harganya tengah, gread C harganya yang gak bisa dipasarkan yang bisa dibuat di industri jus atau extract jus di kabupaten Karo. Rencana kita untuk membantu masyarakat untuk ekspor. Sama kemarin dengan alpukat yang kita lakukan di Kendal. Kalau kualitasnya bagus betul akan kita bawa ke pasar ekspor," tutupnya.
(gil/fnr/gil)