Kenapa Menyalakan Mesin Mobil Sekarang Dipencet Bukan Diputar?

1 day ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Mobil-mobil keluaran terbaru makin jarang punya slot kunci putar. Sebagai gantinya, produsen otomotif berbondong-bondong beralih ke sistem tombol start-stop yang lebih mudah dan simbol modernitas.

Fitur ini menawarkan kepraktisan, cukup kantongi key fob, injak rem, tekan tombol dan mesin menyala. Alih-alih sekadar gaya-gayaan, tombol start kini menjadi bagian penting dari tren otomotif modern yang mengutamakan kenyamanan, efisiensi dan integrasi sistem digital.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tombol start-stop merupakan bagian dari sistem pengapian tanpa kunci (keyless ignition). Awalnya populer di mobil-mobil mewah seperti Mercedes-Benz dan Lexus, kini fitur ini telah menjadi standar baru di segmen menengah, seperti Toyota Yaris, Honda HR-V hingga Hyundai Creta.

Teknologi ini bekerja dengan mendeteksi keberadaan fob atau remote khusus yang telah dipasangkan dengan kendaraan. Pengemudi cukup berada di dalam kabin, injak rem, injak pedal kopling pada transmisi manual, lalu tekan tombol untuk menyalakan mesin-tanpa perlu mengeluarkan kunci dari saku atau tas.

Keunggulan ergonomisnya sangat terasa, terutama bagi pengemudi dengan keterbatasan fisik seperti radang sendi, karena tidak perlu lagi memutar kunci yang kaku. Beberapa pabrikan bahkan menyematkan fitur peringatan jika fob tertinggal di dalam mobil, mencegah risiko mobil terkunci otomatis dari luar.

Tombol start-stop tidak berdiri sendiri. Ia terintegrasi dengan berbagai sistem lain seperti keyless entry, immobilizer, dan kontrol ECU berbasis sensor, sehingga membuka peluang pengembangan mobil pintar di masa depan.

Fitur ini juga dianggap mendukung transisi ke elektrifikasi, karena sistem serupa digunakan pada kendaraan hybrid maupun listrik penuh (EV). Dengan menghilangkan kunci konvensional, antarmuka kendaraan menjadi lebih ringkas, modern, dan mudah diadaptasi untuk penggunaan satu sentuhan.

Dulu, sistem tombol start hanya tersedia di mobil mahal. Namun kini, bahkan mobil keluarga seperti Suzuki Ertiga, Daihatsu Rocky, Toyota Raize, hingga Honda Brio RS telah menyertakan fitur ini, menandakan bahwa adopsi sudah meluas.

Alasannya jelas, efisiensi produksi dan permintaan konsumen. Di tengah persaingan pasar yang ketat, produsen ingin memberi kesan modern dan bernilai tinggi, bahkan di segmen kendaraan murah.

Keamanan masih jadi PR

Meski kepraktisan fitur ini diakui luas, ada celah keamanan yang pernah menjadi sorotan. Mengutip The Guardian, perangkat seperti emulator atau alat "relay attack" sempat digunakan pencuri untuk meniru sinyal fob dan mencuri mobil dalam hitungan detik tanpa merusak pintu atau jendela.

Namun produsen kini mulai melengkapi mobil dengan sistem pemutus otomatis, notifikasi aplikasi saat mobil dibuka, hingga chip enkripsi sinyal ganda untuk menghalau pencurian digital. Sebagian konsumen juga menambahkan pengaman eksternal seperti kunci stir sebagai lapisan tambahan.

Dalam beberapa tahun ke depan, kemungkinan besar fitur ini akan menggantikan kunci konvensional secara menyeluruh, terutama karena semakin banyak mobil, baik bensin, hybrid, maupun listrik yang membutuhkannya sebagai bagian dari sistem digital terintegrasi.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |