CNN Indonesia
Kamis, 26 Jun 2025 21:45 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengancam akan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di wilayah Timur Tengah, jika negaranya kembali diserang oleh negeri Paman Sam.
Pernyataan itu disampaikan Khamenei dalam pidatonya setelah gencatan senjata, Kamis (26/6). Ia menegaskan Iran tak akan pernah menyerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Republik Islam Iran memiliki akses ke sejumlah pangkalan militer AS di kawasan [Timur Tengah] dan bisa melawan mereka kapan pun dianggap perlu," kata Khamenei dalam video tersebut, melansir AFP, Kamis (26/6).
"Hal ini dapat terjadi lagi, jika Iran kembali diserang, harga yang harus dibayar oleh musuh dan penyerang pasti akan sangat tinggi," lanjut dia.
Dalam kesempatan itu, Khamenei juga mengomentari pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang menurutnya dia baru puas saat Iran menyerah dan mengaku kalah.
Pernyataan ini seolah menjawab sikap Trump yang dipublikasikan melalui media sosial. Trump menuntut Iran untuk 'menyerah tanpa syarat' kepada Amerika Serikat dan rekannya Israel.
Khamenei mengatakan, Amerika Serikat sudah berseteru dengan Iran sejak Revolusi Islam Iran pada 1979. Pada tahun itu pula Khamenei terpilih menjadi pemimpin Iran.
Sejak saat itu sanksi-sanksi dijatuhkan Amerika dan sekutunya. Alasan Amerika, Iran menjadi negara yang melanggar hak asasi manusia, hak perempuan, dan memproduksi rudal nuklir.
Kendati ditekan dengan sanksi yang semena-mena, Iran tak gentar. Dengan ketabahan dan kepercayaan diri, Iran tetap bertahan. Bahkan menjadi salah satu kekuatan dunia.
Bagi Khamenei, Trump tak akan membuat Iran menyerah. Sebaliknya Amerika harus sadar diri bahwa sikapnya bisa memicu konflik lebih besar dalam iklim geopolitik saat ini.
"Namun dalam pernyataannya, dia [Donald Trump] mengungkapkan kebenaran, dia menunjukkan sikapnya," kata Khamenei sekali lagi, menegaskan wajah asli Trump.
"Presiden sebelumnya tidak mengatakan ini, karena ini tidak dapat diterima dan tidak masuk akal meminta negara menyerah. Mereka buat banyak alasan, tetapi intinya ingin Iran menyerah," tegasnya.
(dmi/dmi)