Kisah Pahit Soeharto Jadi Pengangguran

5 hours ago 2

Kisah Pahit Soeharto Jadi Pengangguran

Jenderal TNI Soeharto (kiri) bersama Presiden Soekarno. Pak Harto akhirnya dilantik sebagai Presiden ke-2 RI pada 1967. (Foto: File/AP).

JAKARTA  – Rabu Kliwon, 8 Juni 1921, Soeharto lahir. Siapa sangka bocah desa itu kelak menjadi presiden RI bahkan berkuasa hingga 32 tahun lamanya? Namun, jauh sebelum naik takhta dia pernah merasakan pahit getir hidup tanpa pekerjaan alias pengangguran. 

 “Nama Soeharto tidak berarti apa-apa bagi dunia dan bagi kebanyakan orang Indonesia sebelum tanggal 1 Oktober 1965. Pada hari itu, kehidupan seorang prajurit yang tidak dikenal, dalam beberapa jam telah berubah dari keadaan gelap menjadi cemerlang,” kata OG Roeder dalam buku ‘Anak Desa: Biografi Presiden Soeharto’, dikutip Selasa (10/6/2025).

Bukan perkara mudah bagi Soeharto sampai di titik itu. The Smilling General (julukan Harto) mesti melewati jalan berliku, pertempuran berdarah, hingga aneka kontroversi. Faktanya, tiga dasawarsa dia seolah sosok tak tersentuh. 

David Jenkins dalam bukunya ‘Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics 1975-1985’ menggambarkan Harto pada dekade 1980-an semacam sosok primus inter pares (paling unggul dibanding lainnya). 

 1. Lulus Sekolah Jadi Pengangguran

Akar Soeharto dari desa terpencil di barat Yogyakarta, tepatnya Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Terlahir pada 8 Juni 1921 dari pasangan Kertosudiro, seorang ulu-ulu (petugas desa pengatur air) dan Sukirah, ibu rumah tangga biasa, ekonomi keluarga mereka sangat rendah sekali.  

Karena itu pula setelah menamatkan schakel school (sekolah lanjutan rendah) Muhammadiyah di Wonogiri, Harto tak mampu melanjutkan sekolah karena tak satu pun keluarganya yang mampu membiayai. Dia mengingat pesan ayahnya agar mencari pekerjaan.

“Saya berusaha kian kemari mencoba mendapatkan sumber nafkah. Tetapi tidak juga berhasil. Akhirnya saya kembali ke Wuryantoro, tempat banyak kenalan yang saya harapkan akan bisa membuka jalan,”kata Soeharto dalam buku biografi yang ditulis Ramadhan KH dan G Dwipayana bertajuk ‘Soeharto: Pikuran, Ucapan dan Tindakan Saya’.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |