Kongres PSSI: Kritik Tajam Rochy Putiray soal Asprov

1 day ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan pemain Timnas Indonesia Rochy Putiray, yang mewakili klub Waanal Brothers FC dalam Kongres Biasa PSSI 2025, melontarkan refleksi juga kritik.

Hadir ke dalam kongres sebagai pendatang baru, karena baru dua kali mewakili klub, Rochy coba mempelajari situasi. Ia mencoba berpikir positif dengan maksud PSSI mengubah statuta.

Salah satu agenda dalam kongres di Jakarta pada Rabu (4/6) malam itu adalah mengubah Statuta PSSI 2019. Cara berorganisasi Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI coba dibenahi dan dipertajam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang saya sayangkan itu, setelah semua sudah diputuskan, baru mau protes. Terus ada beberapa pertanyaan yang saya pikir, kenapa orang selalu melihat sisi negatifnya?" kata Rocky.

"Tadi saya sudah mau bicara, tetapi saya punya manajer bilang, 'Sudah tidak usah!'. Kalau sekarang yang harus dibikin itu mengubah mindset pemain muda," kata Rochy.

Sebagai mantan pemain sepak bola dan pelaku di lapangan, yang terpenting dilakukan PSSI, terutama Asprov, Asosiasi Kota (Askot), dan Asosiasi Kabupaten (Askab), adalah usia muda.

"Semoga ke depan itu ketua [Erick Thohir] mendapat solusi. Talenta kita banyak, tetapi untuk mencapai level seperti pemain naturalisasi itu kita tidak mampu. Solusinya apa?" kata Rochy.

"Ini bukan masalah statuta, tetapi masalah kita belum bisa sampai level dengan pemain naturalisasi. Pada saat ini dapat hasil, walau bukan pemain lokal, tetapi darah Indonesia."

Dari dua kali ikut kongres tahunan PSSI, Rochy melihat ada banyak kemajuan yang dilakukan. Menurutnya ini sebuah pencapaian. Namun, saat PSSI berbuat sesuatu, Asprov dinilai belum maksimal.

Sebagai contoh, PSSI menggelontorkan dana Rp500 juta per tahun kepada Asprov. Ini untuk membantu Asprov menyelenggarakan sepak bola di daerahnya masing-masing.

"Dana miliaran buat Asprov saja itu mengalir terus, tidak dieksekusi. Asprov-nya dikasih miliaran, tetapi tidak bisa urus sepak bola yang di daerah."

"Sekarang apa yang dibikin federasi untuk Asprov. Asprov mana yang bikin kompetisi usia dini? Itu kan tugas Askot, Askab," kata mantan pemain South China dan Kitchee FC ini.

Banner Testimoni

Dalam pandangan Rochy, tidak terlalu krusial apa isi perubahan Statuta PSSI 2025. Malahan, niat untuk menjalankan amanah dari statuta itu yang lebih penting ditegaskan.

"Mau sampai di kita [Statuta PSSI 2025] juga tidak akan dibikin sama Asprov. Mereka cuma baca, habis itu taruh lagi. Bikin [kegiatan] juga enggak," ujar Rochy.

"Yang saya tahu sekarang, kalau Asprov bisa jalani semua apa yang ada di dalam statuta, dengan semua program ini jalan, tidak mungkin di Timnas kita cuma satu dua pemain lokal."

Yang dimaksud dua pemain lokal adalah starter Timnas Indonesia, yakni Rizky Ridho dan Marselino Ferdinan. Kalau Asprov benar, menurut Rochy, pemain lokal akan tumbuh bagus.

"Saya tidak mau ribet dengan peraturan, tetapi orang semua bilang lihat hasil. Memang apa yang dibikin pak Erick sekarang di PSSI, berhasil atau tidak?" ucapnya sambil bertanya.

"Dalam kongres setiap tahun itu kan, ini program kita yang lalu, habis itu ini program yang mau kita bikin. Enggak mungkin Asprov enggak tahu, Askot enggak tahu, Askab enggak tahu," kata Rochy.

[Gambas:Video CNN]

(abs/nva)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |