Logam Tanah Jarang, Isu Sensitif di Balik Kesepakatan Tarif Impor AS-China

7 hours ago 1

Logam Tanah Jarang, Isu Sensitif di Balik Kesepakatan Tarif Impor AS-China

Amerika Serikat (AS) dan China sepakat memangkas tarif dagang. (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA – Amerika Serikat (AS) dan China sepakat memangkas tarif dagang dalam kurun waktu 90 hari ke depan, langkah yang disambut positif oleh pasar global karena dinilai meredakan kekhawatiran terkait potensi eskalasi perang dagang.

Namun, di tengah kabar baik ini, mencuat isu sensitif yang berpotensi memicu ketegangan baru, yakni perebutan kendali atas komoditas strategis berupa mineral tanah jarang (rare earth) yang krusial bagi industri teknologi tinggi.

1. Dominasi China dan Kekhawatiran AS

Peran dominan China dalam pasar global rare earth, serta keinginan AS untuk menjaga pasokan tetap stabil, menjadikan isu ini salah satu titik rawan dalam kesepakatan dagang.

Rare earth merupakan komoditas vital karena digunakan dalam berbagai industri strategis, mulai dari baterai kendaraan listrik, ponsel pintar, hingga teknologi militer.

Selama ini, China mendominasi pasar tanah jarang di Negeri Paman Sam. Para analis menilai bahwa mineral ini menjadi alat tawar China dalam negosiasi kesepakatan dagang yang lebih luas.

2. Isu Keamanan Nasional

Di tengah ketegangan global, pasokan mineral ini dipandang sebagai isu keamanan nasional oleh AS, bukan sekadar masalah perdagangan biasa. Washington menilai stabilitas akses terhadap rare earth dari China adalah hal yang tidak bisa dikompromikan.

“Setelah mereka menghukum AS dengan kendali ekspor rare earth, mereka (China) tidak akan begitu saja melepaskan senjata ekonomi ini,” ujar Dexter Roberts, Peneliti Senior Nonresiden di Atlantic Council, dikutip dari Fortune, Selasa (13/5/2025).

3. Kemajuan dalam Izin Ekspor

Menurut laporan Bloomberg, kesepakatan dagang terbaru memungkinkan AS untuk lebih mudah mendapatkan izin ekspor tanah jarang dari Beijing.

Namun, pencabutan pembatasan secara menyeluruh dinilai masih jauh dari kemungkinan, menurut dua sumber industri di China.

China sebelumnya telah memasukkan tujuh jenis tanah jarang dan produk terkait ke dalam daftar kontrol pada April lalu sebagai bagian dari langkah balasan terhadap tarif AS.

Keputusan tersebut berarti eksportir AS harus mengajukan izin khusus sebelum menjual ke luar China, sebagaimana dilaporkan Bloomberg.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |