Makna Busana Paus Fransiskus: Simbol Kesederhanaan Hingga Akhir Hayat

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Hingga akhir hayatnya, Paus Fransiskus terus menggaungkan nilai kesederhanaan, baik melalui pemilihan peti jenazah maupun busananya.

Sebelum peti jenazah ditutup, umat diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Dalam tradisi Gereja Katolik, seorang paus yang wafat akan mengenakan busana tertentu yang sarat makna.

Pastor Faris Jebada, OFM, pastor bidang sejarah Gereja di Roma, menjelaskan bahwa Paus Fransiskus mengenakan topi mitra berwarna putih yang melambangkan otoritas kepemimpinan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kasula merah melambangkan pengorbanan dan kemartiran, yaitu kehidupan yang diberikan untuk gereja sampai mati. Kemudian pallium di leher yang juga sangat sederhana dibandingkan yang dahulu," ujar Faris dalam siaran langsung bersama CNN Indonesia TV, Sabtu (26/4).

Hal yang menarik, lanjut Faris, adalah pemilihan sepatu oleh Paus Fransiskus. Para paus pendahulu biasanya mengenakan sepatu merah yang melambangkan kekuasaan. Namun, Paus Fransiskus memilih mengenakan sepatu hitam bekas.

Faris menilai, pemilihan sepatu dalam prosesi pemakaman tersebut memperlihatkan sikap sederhana dan kerendahan hati Paus Fransiskus hingga akhir hayat.

Tidak sepenuhnya 'melawan' tradisi

Gereja Katolik dikenal memiliki tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Namun hingga akhir hidupnya, Paus Fransiskus tetap konsisten menjunjung nilai kesederhanaan, meskipun tidak sepenuhnya mengikuti tradisi.

Langkah Paus Fransiskus, menurut Faris, tidak menghapus tradisi, melainkan menekankan aspek kesederhanaan. Bagi Gereja, paus adalah gembala yang membawa nilai kerendahan hati.

This handout photograph taken and released on September 5, 2024 by Vatican Media shows Pope Francis leading a holy mass at the Gelora Bung Karno Stadium in Jakarta. (Photo by Handout / VATICAN MEDIA / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT Ilustrasi. Semasa hidupnya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok sederhana. (Handout / VATICAN MEDIA / AFP)

Paus Fransiskus memilih peti jenazah dari kayu cemara. Padahal, umumnya peti jenazah paus terdahulu terdiri dari tiga lapisan: timah, kayu cemara, dan kayu ek.

Meski demikian, menjelang penutupan peti jenazah, otoritas Vatikan tetap menambahkan lapisan penutup dari metal atau seng sebelum ditutup kembali dengan kayu. Menurut Faris, hal ini bertujuan agar jenazah dan seluruh isi peti tetap terjaga dengan baik.

"Saat wafat, jenazah biasanya diletakkan di atas catafalco dan dipajang di depan Basilika Santo Petrus agar umat dapat melihat jenazah secara utuh, seperti seorang raja yang wafat. Namun, ia memilih langsung diletakkan dalam peti," pungkas Faris.

[Gambas:Video CNN]

(els/tis)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |