Jakarta, CNN Indonesia --
Istilah relapse umum digunakan dalam dunia medis atau kedokteran. Kondisi ini kerap dialami oleh penderita dengan masalah kejiwaan atau psikis serta gangguan adiksi seperti pecandu alkohol, narkoba, merokok, dan lainnya.
Dalam bahasa Indonesia, relapse berarti kambuh. Relapse terjadi ketika seseorang sudah menjalani pemulihan atau sempat membaik, lalu kembali kambuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memahami lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan relapse, simak pengertian, tanda-tanda, hingga faktor-faktor yang menjadi penyebab relapse.
Apa itu relapse?
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, relapse adalah kembalinya suatu penyakit perilaku atau gejala yang sebelumnya sudah hilang atau mereda selama masa pemulihan.
Relapse memiliki beberapa makna yang berbeda di setiap bidang. Misalnya, seseorang yang kembali menggunakan zat adiktif seperti alkohol atau narkoba setelah masa pemulihan. Sebagian menyebut relapse dengan kekambuhan.
Sementara itu, di bidang medis, relapse dapat merujuk pada kembalinya penyakit seperti kanker atau infeksi pada tubuh. Atau pada kesehatan mental dan kecanduan, relapse bisa diartikan dengan munculnya kembali gejala gangguan mental setelah stabil.
Tanda-tanda relapse
Biasanya terjadi beberapa gejala yang terjadi ketika seseorang mengalami relapse, di antaranya sebagai berikut.
- Sulit berkonsentrasi
- Stres dan kecemasan meningkat
- Terjadi perubahan mood atau suasana hati yang signifikan
- Kurang merawat diri
- Hilangnya motivasi untuk pemulihan diri
- Menarik diri dari aktivitas sosial
- Muncul kembali pikiran obsesif tentang perilaku maladiptif atau zat adiktif
Faktor-faktor pemicu relapse
Relapse atau kekambuhan bisa terjadi karena berbagai faktor, baik itu internal atau eksternal. Berikut beberapa faktor yang bisa memicu relapse terjadi.
1. Stres atau emosi lainnya
Seseorang yang mengalami stres atau diliputi emosi lain yang dominan pada dirinya seperti marah, takut, frustrasi, kurang motivasi, dan lainnya, bisa menjadi penyebab terjadinya relapse.
Apalagi jika pada orang dalam kasus penggunaan zat terlarang. Bahkan bayang-bayang perasaan positif juga bisa memicu kekambuhan, misalnya merindukan cara bersenang-senang dengan menggunakan obat terlarang.
2. Perubahan hidup
Perubahan yang terjadi dalam hidup, misalnya pekerjaan, hubungan asmara, kematian orang terdekat, dapat memicu keinginan untuk relapse.
3. Keinginan
Walaupun keinginan bisa berkurang seiring berjalannya waktu, tetapi ada kalanya dorongan ini bisa juga menjadi kuat dan sulit untuk ditolak. Terutama pada seseorang yang cenderung rentan atau mudah menyerah pada godaan.
4. Faktor situasional
Berada di tempat atau orang tertentu bisa menjadi penyebab terjadinya relapse. Misalnya, ketika seseorang biasa menggunakan zat lalu masih berada dan bergaul di sekitar orang-orang yang masih terlibat dalam perilaku tersebut, maka ini akan sangat bisa menyebabkan relapse.
5. Kurangnya dukungan
Kurang atau tiadanya support sistem dapat membuat seseorang lebih sulit untuk mengatasinya.
Sebab, dukungan sosial dan emosional oleh orang sekitar sangatlah penting untuk menjaga kondisi psikologis dan perilaku seseorang tetap stabil, terutama bagi yang sedang dalam pemulihan dari kecanduan ataupun gangguan mental.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai relapse, gejala yang ditimbulkan hingga faktor penyebabnya.
(via/fef)