Mendag Akan Pertemukan Industri-Eksportir Atasi Lonjakan Harga Kelapa

2 days ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perdagangan Budi Santoso tengah mencari solusi atas lonjakan harga kelapa bulat di pasar domestik.

Salah satu langkah yang diambil adalah mempertemukan pelaku industri dan eksportir kelapa guna membahas kesepakatan yang lebih seimbang antara kepentingan ekspor dan kebutuhan dalam negeri.

"Kita mempertemukan antara pelaku industri dan juga eksportir, biar nanti ada kesepakatan yang lebih baik," ujarnya di Jakarta, Rabu (17/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam beberapa waktu terakhir, harga kelapa bulat melonjak tajam di pasar lokal dan mencapai kisaran Rp25 ribu per butir.

Selain mahal, stok kelapa juga dilaporkan mulai langka di berbagai daerah akibat sebagian besar hasil panen terserap pasar ekspor.

Menurut Budi, tingginya harga terjadi karena banyak kelapa dijual ke luar negeri, di mana harganya lebih menguntungkan bagi eksportir.

"Karena semua diekspor, akhirnya jadi langka di dalam negeri. Harga ekspornya memang lebih tinggi daripada harga lokal," tutur Budi.

Ia menyebut penting untuk menjaga keseimbangan agar pasokan dalam negeri tetap tersedia tanpa merugikan petani dan eksportir.

"Kalau harganya terlalu murah, petani dan eksportir bisa enggan menjual di dalam negeri. Karena itu, kita cari kesepakatan yang lebih baik," ucapnya.

Terkait usulan Kementerian Perindustrian untuk menghentikan ekspor kelapa selama tiga hingga enam bulan, Budi menyebut opsi tersebut masih dalam tahap kajian.

"Itu mungkin salah satu opsi. Tapi kita cari tahu dulu seperti apa," katanya.

Harga kelapa memang tengah melonjak. Pedagang pasar menyebut harga kelapa parut sudah melonjak hingga Rp25 ribu per butir.

Salah satu pedagang di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, mengatakan harga kelapa parut melonjak imbas perebutan pasokan. Pedagang yang tak ingin disebutkan namanya tersebut mengklaim banyak kelapa yang dikirim ke China.

"Dari sebelum puasa udah naik karena rebutan pasokan di petaninya karena dikirim ke luar, ke China," katanya kepada CNNIndonesia.com.

Merespons lonjakan harga itu, Kemenperin mengusulkan ekspor kelapa bulat disetop sementara atau ditangguhkan (moratorium) imbas lonjakan harga di Tanah Air serta produknya langka.

[Gambas:Video CNN]

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan usulan ini untuk merespons masalah kelangkaan pasokan bahan baku yang dihadapi industri pengolahan kelapa lokal.

Ia menilai kebijakan tata kelola kelapa harus segera ditetapkan mengingat kelangkaan bahan baku telah berdampak pada keberlangsungan aktivitas industri dan pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Pada rapat-rapat koordinasi bersama kementerian/lembaga, kami mengusulkan penerapan moratorium ekspor kelapa bulat sebagai solusi jangka pendek (3-6 bulan) guna menstabilkan pasokan domestik," kata Putu dalam keterangan resmi, Jumat kemarin (21/3).

Adapun saat ini usulan penghentian sementara dari Kemenperin masih perlu dibahas lebih lanjut dalam rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Perekonomian di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Farid Amir menyampaikan pembahasan ini akan mempertimbangkan berbagai aspek agar kebijakan yang diambil tidak merugikan pihak mana pun.

"Usulan Kementerian Perindustrian sudah diajukan ke Kemenko Perekonomian, sebagaimana diatur pada PP 29/2021 maka akan dilaksanakan rakortas di Kemenko Perekonomian untuk membahas usulan dimaksud. Semua sisi pertimbangan akan dibahas pada rakortas sehingga diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan," ujar Farid Amir kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/3).

(del/agt)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |