Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengincar pasar produk halal di Australia senilai US$8,13 miliar atau setara Rp131,8 triliun (asumsi kurs Rp16.216 per dolar AS).
Angka tersebut mengacu pada total impor produk halal yang dilakukan Australia. Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan data tersebut menunjukkan besarnya potensi pasar halal di Australia.
"Kita ekspor, bukan produk halal ya, ekspor secara keseluruhan ke Australia itu US$4,9 miliar. Sebenarnya masih kecil, sekian persennya itu berarti baru produk halal," katanya dalam Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Global Australia Halal Certification di Kemendag, Jakarta Pusat, Kamis (26/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara, pasarnya atau impor dia (Australia impor produk halal) ke dunia itu US$8,13 miliar, jadi cukup besar. Jadi, kalau kita bisa masuk ke Australia untuk pasar di sektor halal saya kira sangat bagus," tegas Mendag Budi.
Oleh karena itu, Kemendag menggandeng peran diaspora melalui kerja sama dengan Global Australia Halal Certification (GAHC). Mereka diminta membantu proses sertifikasi halal, menjadi importir, sampai mencari calon pembeli di Australia.
Budi menekankan calon buyer di Negeri Kangguru bukan sekadar Muslim yang populasinya 813 ribu orang atau 3,2 persen dari total penduduk setempat. Ia menegaskan produk-produk halal sudah menjadi gaya hidup masyarakat.
"Jadi, yang memakai tidak mesti Muslim, siapa saja bisa. Karena produk halal itu dianggap lebih bersih, lebih sehat, jadi siapa saja bisa. Itu sebuah lifestyle yang artinya pasarnya tidak hanya 3,2 persen tadi atau sekitar 813 ribu. Mudah-mudahan semua memakai produk halal," harap Budi.
"Bapak (GAHC) juga sebagai buyer, sebagai importir. Kita kan punya banyak diaspora di sana (Australia). Jadi, kalau bisa diaspora di sana yang punya kesempatan untuk jadi importir, kita dorong. Sehingga kalau yang impor itu juga orang Indonesia mungkin lebih memudahkan, terutama dari komunikasi," pinta sang menteri.
Sementara itu, Presiden Direktur GAHC Asroni menekankan komitmennya untuk memperluas ekspor produk halal Indonesia. Ia mengaku memang memberi perhatian khusus terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
GAHC berjanji memberikan pendampingan teknis dan pelatihan kepada UMKM Indonesia agar siap masuk pasar ekspor. Khusus untuk produk halal, Asroni mengklaim bakal memberikan sertifikasi gratis.
"Melalui kerja sama ini, kami GAHC siap memberikan bantuan sertifikasi halal UMKM bagi sekitar 1.000 sertifikasi halal yang kami berikan secara gratis," janji Asroni.
"Kami percaya, jika didampingi dengan baik, UMKM Indonesia bisa menjadi duta halal Indonesia di mata dunia," tambahnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Fajarini Puntodewi merinci ada 4 kategori produk halal yang mendominasi ekspor Indonesia sepanjang 2024.
Pertama, produk makanan senilai US$41,9 miliar. Kedua, mode atau fashion sebesar US$8,28 miliar. Ketiga, produk farmasi senilai US$0,73 miliar. Sedangkan yang keempat adalah produk kosmetik senilai US$0,43 miliar.
"Kinerja ekspor produk halal Indonesia ke Australia pada 2024 mencapai US$634,5 juta dengan tren yang cukup bagus. Itu naik rata-rata 8,06 persen dalam 5 tahun berturut-turut," bebernya.
"Sementara untuk nilai ekspor produk halal Indonesia di tahun ini (2025), periode Januari-Maret mencapai US$156,81 juta. Meningkat 13,5 persen dibandingkan dengan 2024," tandas Fajarini.
(skt/pta)