Muak soal Deportasi, Imigran di AS Ancam Bunuh Trump

1 day ago 6

CNN Indonesia

Jumat, 30 Mei 2025 12:55 WIB

Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat Kristi Noem mengatakan seorang imigran ilegal mengirim surat berisi ancaman pembunuhan Presiden AS Donald Trump. Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) Kristi Noem mengatakan seorang migran ilegal mengirim surat berisi ancaman pembunuhan Presiden AS Donald Trump. (Foto: REUTERS/Nathan Howard)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) Kristi Noem mengatakan seorang imigran ilegal mengirim surat berisi ancaman pembunuhan Presiden AS Donald Trump.

Surat itu pun diungkap ke publik dan berisikan tekad imigran tersebut untuk membunuh Trump sebelum menyerahkan diri untuk dideportasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami muak dengan presiden ini yang terus mengganggu kami orang-orang Meksiko. Saya akan secara sukarela mendeportasi diri saya kembali ke Meksiko, tetapi tidak sebelum saya menggunakan senapan 30 yard 06 saya untuk menembak kepala presiden kesayangan Anda," bunyi surat itu, dikutip dari CNN.

Noem mengatakan imigran tersebut telah diamankan oleh Badan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE).

"Berkat petugas ICE kita, imigran ilegal yang mengancam akan membunuh Presiden Trump kini berada di balik jeruji besi," tulis Noem dalam sebuah unggahan media sosial yang menyertakan salinan surat tersebut dan foto pria yang ditangkap.

Namun, para penyelidik percaya bahwa migran tersebut adalah korban dari sebuah jebakan. Mereka percaya bahwa migran bernama Ramon Morales Reyes itu tidak pernah menulis surat tersebut.

Sebaliknya, penyelidik mencurigai bahwa surat tersebut dimaksudkan untuk menguntungkan individu lain yang saat ini sedang menunggu persidangan dalam kasus perampokan dan penyerangan, di mana Reyes adalah korbannya. Mereka pun tidak menganggap ancaman tersebut kredibel.

Seorang sumber mengatakan para penyidik percaya bahwa orang surat-surat yang disebut ditulis Reyes itu sebagai upaya untuk mendeportasinya sebelum kasus tersebut dibawa ke pengadilan.

Seorang pejabat penegak hukum tingkat tinggi yang diberi pengarahan mengenai kasus tersebut mengatakan kepada CNN bahwa aparat penegak hukum menyimpulkan bahwa Reyes tidak menulis surat ancaman tersebut setelah mereka mewawancarainya. Mereka meminta tulisan tangannya yang ternyata tidak cocok dengan surat ancaman itu.

Selain itu, sebuah sumber mengatakan kepada CNN bahwa aparat penegak hukum meninjau rekaman panggilan dari penjara yang dilakukan oleh seseorang yang mereka yakini terlibat dalam penulisan surat-surat itu.

(fby/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |