Pengelola Jelaskan Maksud Kompensasi Buat Pendaftar World App

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Tools for Humanity (TFH), startup di balik World App, menyebut pihaknya tidak memberikan Worldcoin sebagai kompensasi bagi para pendaftar.

"World tidak memberikan Worldcoin sebagai kompensasi atas proses verifikasi World ID. Klaim token bersifat opsional," kata perwakilan TFH kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mengatakan token atau koin tersebut diberikan sebagai insentif kepada pengguna yang menjelajahi World.

"Token ini merupakan insentif bagi pengguna untuk menjelajahi dan memanfaatkan jaringan World, yang menyediakan berbagai layanan bermanfaat," tambahnya.

TFH menjelaskan token dapat digunakan untuk mengakses dan berinteraksi dengan layanan yang disediakan oleh para pengembang di jaringan World. Layanan tersebut bisa diakses lewat aplikasi mini yang tersedia di World App.

Platform World menjadi sorotan usai viral di media sosial memberikan kompensasi uang kepada para pendaftar yang mau retinanya dipindai. Salah satunya terjadi di fasilitas pendaftaran wilayah Bekasi.

Proses pemindaian retina ini lantas memicu kekhawatiran eksploitasi data pribadi para pendaftar tersebut.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) merespons dengan melakukan pembekuan izin World.

"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat," kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi Alexander Sabar dilansir situs resmi Komdigi, Minggu (4/5).

Penelusuran awal Komdigi mengungkap PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Perusahaan itu juga tidak memiliki TDPSE seperti yang diwajibkan perundang-undangan.

Sementara itu, Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE, tetapi bukan atas nama PT Terang Bulan Abadi. Layanan itu menggunakan TDPSE atas nama PT Sandina Abadi Nusantara.

Cara World pindai iris mata

TFH mengklaim pihaknya tidak menyimpan data pribadi maupun data biometrik. Mereka menyebut teknologinya dirancang untuk melakukan verifikasi tanpa menyimpan informasi pribadi.

"Perlu kami tegaskan kembali bahwa kami tidak menyimpan data pribadi maupun data biometrik. Teknologi kami dirancang untuk memverifikasi keunikan individu di era AI, tanpa menyimpan informasi pribadi atau biometrik apapun," tuturnya.

TFH mengaku menjunjung tinggi perlindungan data pribadi pengguna sebagai prioritas utamanya.

World ID sendiri bekerja untuk memverifikasi seorang pengguna adalah manusia. Teknologi ini dikembangkan dengan gagasan bahwa akan semakin sulit membedakan AI dengan manusia.

Produk utama dalam proses ini adalah Orb, sebuah bola canggih yang akan melakukan pemindaian kepada pendaftar.

"Saat proses verifikasi, kamera canggih (disebut sebagai Orb) mengambil gambar mata untuk menghasilkan kode numerik (disebut iris code), yang hanya bertujuan untuk membuktikan bahwa seseorang adalah individu yang unik," jelas TFH.

Lalu, kode tersebut diproses secara kriptografis dan diubah menjadi sejumlah angka anonim menggunakan teknik mutakhir, sehingga angka-angka tersebut tidak dapat ditautkan kembali kepada individu mana pun.

"Angka anonim ini disimpan secara terpisah dalam basis data yang dikelola oleh pihak ketiga terpercaya, seperti universitas. Dengan cara ini, pengguna dapat membuktikan bahwa mereka adalah manusia yang unik secara anonim," jelasnya.

"Gambar asli dan iris code kemudian dienkripsi dan dikirim ke perangkat milik pengguna, lalu dihapus dari kamera, sehingga kendali atas data sepenuhnya berada di tangan pengguna," pungkasnya.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |