Produsen Motor Listrik Siap Tak Ada Subsidi, 'Tapi Jangan Digantung'

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setyadi mengatakan tak bisa berbuat banyak kala pemerintah memilih 'menggantung' program insentif pembelian motor listrik. Kondisi ini sudah membuat penjualan terpuruk dan industri mengalami ketidakpastian.

Penjualan motor listrik puluhan anggota Aismoli diketahui mengalami penyusutan tajam setelah pemerintah menghentikan insentif sejak 2024. Bahkan salah satu produsen disebut surut hingga tersisa 20 persen pada Januari-Maret 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Budi meski telah berulang kali didorong dan diminta terkait pemberian insentif yang baru, pemerintah punya prioritas yang cukup mendesak, yaitu melakukan efisiensi dan mendanai program Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) serta Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Kedua program ini diketahui lahir berdasarkan ambisi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakilnya Gibran Rakabuming Raka. Budi pun terpaksa memaklumi hal tersebut.

"Tapi kami memaklumi pemerintah sekarang kan memang lebih prioritaskan ke financing, seperti Danantara atau MBG," kata Budi di Jakarta, Selasa (6/5).

"Saya kira begitu ya, sekarang kan efisiensi pemerintah terjadi di mana-mana. Bahkan dari menteri UMKM dengan adanya efisiensi itu, ada beberapa hal yang diperbaiki pemerintah soal financing," ucap dia lagi.

Kendati begitu Budi tetap berharap akan ada uluran tangan pemerintah kembali menyuntik insentif atau paling tidak memberi kepastian. Ia bilang ketidakpastian ini membuat industri motor listrik redup.

"Kami hanya ingin kepastian saja, kalau memang tidak ada, industri tuh siap. Tapi jangan digantung. Itu bikin masyarakat setop beli kendaraan, wait and see kan. Jadi sekarang penjualan turun banget, kasihan industri udah teriak-teriak," ucapnya.

Andai keran insentif baru dibuka, Budi juga berharap waktu pemberian diperpanjang, tak seperti per tahun seperti sebelumnya, agar ekosistem motor listrik di Tanah Air segera terbentuk.

"Kami sebenarnya masih butuh bantuan pemerintah. Kalau ada, jangan setahun-setahun, lima-10 tahun kayak India. Jadi ada kepastian untuk menyiapkan industri dengan baik, karena menyiapkan infrastruktur buat industri kan mahal," kata Budi.

Subsidi Rp7 juta per unit yang diberikan pemerintah mulai 2023 dipahami sempat membuat produsen kebanjiran pesanan. Namun pemerintah menilai pemberian subsidi ini kurang berhasil sehingga kuotanya dipangkas hingga menjadi 60 ribu pada 2024.

Sejak saat itu subsidi dihentikan dan posisinya kini menggantung.

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian sempat menyatakan pihaknya tengah membahas akan melanjutkan insentif motor listrik 2025, meski skemanya belum pasti sama. Terkait kapan pembahasan usai, hingga saat ini belum dapat dipastikan.

(ryh/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |