CNN Indonesia
Selasa, 03 Jun 2025 13:09 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Puluhan warga Papua menggelar demonstrasi di Kantor Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (3/6) siang.
Mereka menuntut pertemuan dengan Menteri HAM Natalius Pigai guna menyampaikan aspirasi maupun keresahan mengenai pelanggaran HAM yang terjadi di tanah Papua.
"Kami hadir di sini menyampaikan aspirasi, keresahan hati apa yang saat ini terjadi di tanah Papua. Tidak hanya di satu-dua daerah, tapi di seluruh tanah Papua. Pelanggaran HAM terjadi di mana-mana. Ibu-ibu dibunuh, anak-anak dibunuh," ujar salah seorang orator dari mobil komando, Selasa (3/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga berita ini ditulis, puluhan orang Papua masih menyampaikan orasi di depan Kantor Kementerian HAM. Mereka belum diperkenankan bertemu Natalius Pigai. Hanya ada beberapa pejabat Kementerian HAM di lokasi demonstrasi.
"Kami hanya ingin Natalius Pigai ada di depan kami. Bukan perwakilan-perwakilan," tegas mereka.
Aksi menyampaikan pendapat ini turut diawasi oleh sejumlah aparat kepolisian. Arus lalu lintas tersendat tetapi masih memungkinkan untuk dilalui sehingga tidak dilakukan penutupan.
Baru-baru ini, operasi militer di Kampung Jaindapa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya yang dilakukan Satgas Habema TNI diduga menewaskan perempuan bernama Hetina Mirip.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Sekretariat Komnas HAM Papua Frits Ramandey.
Frits menyebut dari laporan mitra Komnas HAM yang ada di lokasi kejadian, jenazah korban dimakamkan dengan cara yang tidak layak. Korban juga disebut baru ditemukan sembilan hari setelah operasi militer dilakukan, pada Jumat (23/5) kemarin.
"Ketika melakukan pencarian menemukan bahwa ibu itu setelah tertembak lalu dikubur dengan cara yang tidak manusiawi. Sehingga sebagian tubuhnya itu tidak bisa terkubur," ujarnya kepada wartawan, Senin (26/5).
Sementara itu, TNI membantah tudingan tersebut.
Mabes TNI menegaskan 18 orang yang menjadi korban dalam kontak tembak di Intan Jaya beberapa waktu lalu adalah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
(ryn/gil)