RS PON Tangani Pasien Stroke 3 Tahun, Dokter Ingatkan Ortu Gejalanya

1 hour ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

RS Pusat Otak Nasional (RS PON) sempat menangani kasus stroke pada pasien anak berusia 3 tahun.

"Kita [RSPON] pernah menangani anak usia 3 tahun. Datang sudah dengan serangan stroke berulang, sehingga dia dilakukan pemeriksaan untuk melihat pembuluh darahnya, ternyata moyamoya," ujar Direktur Utama RS PON Adin Nulkhasanah, Minggu (30/11), melansir detikhealth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari total 100 pasien operasi bypass, sebanyak 69 di antaranya mengalami serangan stroke akibat kelainan moyamoya, termasuk balitan 3 tahun tersebut.

Moyamoya ditandai dengan penyumbatan atau penyempitan arteri utama di dasar otak. Hal ini memaksa otak untuk membentuk pembuluh darah kecil lemah dan kusut di area tersebut demi mengkompensasi aliran darah yang kurang.

Gejala stroke pada anak

Dokter spesialis bedah saraf Muhammad Kusdiansah menceritakan pasien berusia 3 tahun tersebut. Mulanya, pasien mengeluhkan jatuh mendadak saat bermain.

Keluhan seperti jatuh mendadak umum dialami pasien stroke usia anak sebagai salah satu gejalanya. Pada kasus lain, seorang balita 4 tahun tiba-tiba tidak bisa berbicara setelah menangis.

"Nah, mungkin ini orang tua perlu tahu ya, karena waktu nangis itu, aliran darah ke otaknya terganggu. Setelah nangis, dia jadi enggak bisa ngomong," jelas Kudiansyah.

Ia mengimbau orang tua agar tidak mengabaikan gejala tersebut. Misalnya, anak sering terjatuh tiba-tiba, mengalami gangguan keseimbangan, terlihat lebih lemas dibandingkan anak sebayanya, dan wajah yang tampak tidak simetris.

"Yang sudah bicara, terus bicaranya jadi susah, jadi ada hambatan, hal-hal itu menjadi tanda awal dan harus segera diperiksa karena stroke pada anak tidak lazim. Kalau tanda itu ditemukan, jangan-jangan itu kelainan moyamoya," ujar Kusdiansyah.

(asr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |